WARTAKOTALIVE.COM, CISARUA - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjadi korban penggusuran di Jalan Raya Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 2024 lalu menyambut gembira penggusuran Hibisc Fantasy Puncak.
Nanang, salah satu pedagang korban penggusuran di Puncak, mengatakan Hibisc Fantasy memang harus digusur karena melanngar aturan.
"Jangan hanya pedangang kecil saja yang digusur, sementara pengusaha besarnya tidak. Buktikan saja hukum yang benar di Indonesia ini seperti apa," kata Nanang di Cisarua, Senin (10/3/2025).
Dia menjelaskan dampak pembangunan Hibisc Fantasy sangat terasa bagi masyarakat Cisarua.
"Selama 25 tahun saya berjualan di Puncak, tidak pernah ada kejadian banjir bandang. Setelah Hibisc berdiri, malah ada bencana banjir bandang pada Minggu (2/3/2025) lalu," ujarnya.
Nanang menjelaskan alam sudah memberikan peringatan soal kerusakan alam di Puncak ini saat banjir bandang melanda kawasan Gunung Mas pada 2021 lalu.
"Kemarin sudah dikasih tanda waktu banjir di Gunung Mas. Tetapi tidak paham juga. Sekarang dikasih peringatan lagi dengan banjir bandang," tuturnya.
Senada, T.B Muhammad Syamun, tokoh masyarakat Cisarua, mengaku banjir bandang pekan lalu memang paling parah yang pernah terjadi selama ini.
"Ini banjir paling besar seumur hidup saya di sini. Banjir ini sampai memutuskan jembatan," ucapnya.
Pria yang biasa disapa Ustaz Syam ini menginginkan kawasan Puncak kembali hijau.
"Orang ke Puncak kan karena ingin melihat hijaunya kebuh teh. Kalau kayak begini (Hibisc Fantasy), di Dufan Ancol juga ada. Jadi, kembalikan asrinya alam Puncak," tandasnya.