TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa waktu lalu, Juventus harus mengalah dari Empoli di perempat final Coppa Italia.

Padahal, Empoli merupakan tim yang saat ini ada di zona degradasi.

Hubungan Thiago Motta dengan para pemain Juventus pun menuai sorotan usai kekalahan tersebut.

Saat konferensi pers usai kekalahan tersebut, Motta mengaku malu.

Tak hanya itu, ia juga mengecam sikap para pemain.

Para pemain Juventus dituding bermain seakan tak ingin menang.

"Kita harus menyadari bahwa setiap hari kita harus membuktikan bahwa kita pantas berada di sini. "

"Tidak ada yang bisa menuntut sesuatu tanpa memberikan kontribusi. Kita sudah menunjukkan bahwa kita belum bisa menuntut apa pun," kata dia.

Kini, selang beberapa hari dari kekalahan itu, media Italia Il Corriere Della Sera melaporkan ada seorang pemain Juventus yang tidak disebutkan namanya, telah mengakui frustrasinya kepada Thiago Motta. 

"Aku tidak bisa menerimanya, dan aku bukan satu-satunya," tulis laporan dari Media Italia itu.

Isu yang mencuat bukan sekadar masalah teknis, tetapi lebih kepada sikap, disiplin di lapangan, kepercayaan terhadap strategi permainan, serta hubungan antara pelatih dan pemain.  

"Kamu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bisa jadi starter di satu laga, lalu 90 menit di bangku cadangan di laga berikutnya," ungkap seorang pemain lainnya.

Banyak pemain yang sebenarnya mengakui bahwa Motta memiliki potensi besar sebagai pelatih hebat di masa depan, tetapi persoalannya adalah bagaimana ia mengelola tim.

Situasi ini jelas tak menguntungkan Juventus. kondisi ruang ganti yang penuh ketegangan bisa menjadi ancaman serius bagi stabilitas klub.

Manajemen Juventus Berusaha Meredam Isu

INTER MILAN - Alessandro Bastoni menendang bola saat Juventus vs Inter Milan di Liga Italia 2024/2025 pada pekan ke-25, Senin (17/2/2025) dini hari WIB. Inter Milan kini menduduki puncak klasemen Liga Italia.
INTER MILAN - Alessandro Bastoni menendang bola saat Juventus vs Inter Milan di Liga Italia 2024/2025 pada pekan ke-25, Senin (17/2/2025) dini hari WIB. Inter Milan kini menduduki puncak klasemen Liga Italia. (Laman Resmi Inter Milan)

Setelah insiden tersebut, Direktur Teknik Juventus, Cristiano Giuntoli, mencoba menenangkan situasi.

Dalam pernyataannya kepada Sky Sports, ia menegaskan bahwa klub masih percaya pada proyek yang dijalankan Motta.

"Kami yakin proyek ini penting, dan pelatih sedang memberikan nilai lebih dengan memainkan banyak pemain muda. Thiago Motta tidak dalam ancaman pemecatan," kata Giuntoli.

Namun, manajemen Juventus sebanarnya juga bingung dan kecewa dengan performa buruk tim setelah tersingkirnya dari Coppta Italia, terutama setelah sebelumnya meraih empat kemenangan beruntun. 

"Pertandingan itu sulit dijelaskan. Itu adalah performa yang tidak bisa diterima," lanjut Giuntoli.

Kini, Juventus memiliki misi utama: memastikan tiket ke Liga Champions musim depan. 

Hal ini bukan hanya keinginan manajemen, tetapi juga tuntutan dari pemilik klub. 

Masa Depan Motta Masih Belum Jelas

Terlepas dari pernyataan resmi klub, masa depan Thiago Motta masih belum aman, seperti yang telah dilaporkan sejumlah sejumlah media Italia.

Posisi pelatih 44 tahun itu akan terus dipantau hingga akhir musim.

Bahkan jika Juventus berhasil finis di empat besar, manajemen masih mempertimbangkan opsi lain.

Beberapa pihak di dalam klub kembali menghidupkan ide untuk memulangkan Antonio Conte, yang sebelumnya sempat dipertimbangkan tahun lalu. 

Namun, ini masih sebatas wacana, belum ada keputusan konkret.

Sebaliknya, ada juga pihak yang menilai bahwa memecat Motta setelah hanya satu musim adalah keputusan yang terlalu tergesa-gesa.

Terutama, mengingat investasi klub di bursa transfer belum memberikan hasil maksimal. 

Juventus berencana membangun proyek jangka panjang selama dua hingga tiga tahun, bukan hasil instan.

Menurut Football Italia, jika Juventus memecat Motta dan stafnya, klub harus mengeluarkan biaya mencapai 20 juta euro dollar sebagai kompensasi.

Keuangan Juventus: Perbaikan atau Ancaman Baru?

Di balik drama internal ini, Juventus sebenarnya menunjukkan perbaikan dalam kondisi keuangan klub. 

Menurut Corriere Della Sera, biaya operasional telah dikurangi, dari 272 juta euro menjadi 259 juta euro, sementara keuntungan mulai terlihat dengan laba bersih 16,9 juta euro.

Pendapatan klub juga meningkat signifikan, mencapai 291,6 juta euro, naik 53 persen dari tahun sebelumnya (190,6 juta euro).

Namun, tanpa pemasukan dari Liga Champions musim depan, stabilitas keuangan Juventus bisa kembali terancam.

Dengan situasi ini, masa depan Thiago Motta akan sangat ditentukan oleh hasil di sisa musim ini.

Jika Juventus gagal mengamankan tiket ke Liga Champions, bukan hanya Motta yang harus pergi, tetapi klub juga bisa menghadapi krisis baru.

Kini, Juventus harus segera menemukan solusi—baik di dalam maupun di luar lapangan—sebelum keadaan semakin memburuk.(*)

Baca Lebih Lanjut
Drama Internal Juventus, Konflik Thiago Motta dengan Pemain Bikin Manajemen Pusing
Siti Nurjannah Wulandari
2 Sumbu Juventus Bergerak Berlawanan, Masa Depan Thiago Motta Gelap
Muhammad Nursina Rasyidin
Juventus Pastikan Nasib Thiago Motta Aman
Detik
Musim Perdana Thiago Motta Ambyar di Juventus, Pekan Menyenangkan yang Berubah Jadi Neraka
Dwi Setiawan
Eksperimen Juventus dengan Thiago Motta Berakhir dan Conte Akan Menjadi Pengganti yang Sempurna?
Aprianto
Juventus Dipermalukan, Thiago Motta Nihil Trofi, Empoli Buat Sejarah Lolos Semifinal Coppa Italia
Ilham Fazrir Harahap
Kontak Dilakukan saat Thiago Motta Meminta Juventus untuk Merekrut Pemain Kuat Arsenal Kelas Dunia
Aprianto
Fabio Capello Kritik Thiago Motta: Juventus Limbung!
Detik
Motta dan Conceicao Senasib, Juventus dan AC Milan Ancang-ancang Tendang Sang Perancang
Torik Aqua
Juventus Cari Pengganti Motta Usai Tersingkir dari Champions dan Coppa, Eks Bintang Klub Masuk Radar
Taufiq Rochman