Beberapa siswa merasakan dirinya lebih pintar ketika masih SD ketimbang saat memasuki SMP dan SMA. Hal itu dibuktikan lewat berbagai prestasi akademik yang diraih ketika duduk di bangku sekolah dasar.
Namun, ketika memasuki jenjang SMP dan SMA, beberapa siswa merasa jika dirinya kurang pintar, tidak seperti saat masih SD. Mungkin, sejumlah siswa mendapatkan nilai rapor yang buruk atau rasa semangat untuk belajar mulai menghilang.
Nah, fenomena ini ternyata cukup banyak dirasakan oleh siswa-siswi. Lantas, kenapa seorang siswa merasa lebih pintar saat SD daripada di SMP dan SMA? Simak penjelasan menurut ahli dalam artikel ini.
Sejumlah siswa merasa jika dirinya lebih pintar saat SD ketimbang di SMP dan SMA.
Faktor yang pertama karena siswa mulai merasa bosan seiring naiknya tingkat pendidikan, dari jenjang SD, SMP, dan SMA. Alhasil, beberapa siswa hanya menyelesaikan pendidikan tingkat dasar dan enggan melanjutkannya ke tingkat menengah.
"Jadi kalau anak-anak Indonesia itu 100 persen lulus SD, tapi untuk mencapai SMA itu hanya di sekitar angka 75 persen," kata pakar pendidikan sekaligus Ketua Yayasan Guru Belajar Bukik Setiawan mengutip Detik Pagi.
Saat memasuki jenjang sekolah menengah, materi yang diajarkan lebih banyak tentang hafalan. Ternyata, materi hafalan menjadi salah satu hal yang ditakuti banyak siswa.
Menurut Bukik, para siswa mulai bertanya-tanya tujuan mereka harus menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal.
Siswa yang tak tahu makna dari menghafal rumus akhirnya memilih aktivitas lain yang lebih seru. Alhasil, nilai rapor di sekolah menengah jadi terjun bebas.
Maka tak heran, laporan pendidikan menyatakan kalau siswa saat SD memiliki nilai lebih baik daripada siswa di sekolah menengah.
Saat duduk di bangku sekolah dasar, siswa-siswi mulai mengerjakan soal latihan.
Berdasarkan pengalaman dan riset, anak-anak yang dipacu dengan latihan soal (drilling) memang cenderung mudah bosan. Selain itu, mereka juga bisa patah semangat dan kemungkinannya lebih kecil untuk melanjutkan sekolah ke tingkat menengah.
Faktor lainnya karena kebutuhan siswa SD berbeda dengan murid SMP dan SMA. Ketika SMP, kebutuhan siswa umumnya untuk bersosialisasi, membangun identitas, dan berinteraksi dengan teman-teman yang lebih luas. Hal ini merujuk pada tahap perkembangan anak.
"Kalau pembelajarannya masih tekstual, masih ngerjain soal, itu tidak sesuai dengan kebutuhan.
Rasa bosan tentu bisa muncul ketika siswa sedang belajar. Hal tersebut dapat memicu siswa jadi sulit berkonsentrasi. Namun, ada sejumlah tips yang bisa dilakukan agar siswa dapat belajar lebih efektif.
Mengutip situs Harvard Summer School, berikut sejumlah tipsnya:
Itu dia penjelasan mengenai kenapa siswa merasa lebih pintar saat SD ketimbang saat di SMP dan SMA. Apakah detikers turut merasakannya juga?