-

Puncak gunung tertinggi di dunia dipegang oleh Everest yang ada di pegunungan Himalaya. Gunung Everest dikenal sebagai gunung es yang paling tinggi di dunia. Namun, bagaimana dengan gunung es yang terbesar?

Gunung es terbesar di dunia adalah A23a. Gunung es ini memiliki luas sebesar 3.900 km persegi, hampir setara dengan dua kali ukuran Kota London di Inggris.

Gunung es A23a terletak di Laut Weddell, dekat Antartika. Sebagian besar bagian dari gunung ini berada di bawah permukaan laut. Namun, saat ini, gunung es A23a terus diamati oleh peneliti karena mengalami pencairan secara bertahap.

Awal Mula Terbentuknya A23a

Dilansir dari laman Guinness World Records, gunung es A23a pada awalnya terbentuk dari bongkahan es Filchner pada 1986. Bongkahan dari lapisan tersebut terlepas dan membentuk gunung es yang saat ini dikenal sebagai A23a.

Pada 2022, A23a mulai mengalami pergerakan setelah sebelumnya berada di posisi yang sama selama 30 tahun terakhir. Gunung ini bergerak secara melayang mengikuti arus. Pada November 2023, A23a bahkan telah mencapai ujung utara dari Semenanjung Antartika.

Gunung es ini diperkirakan terus bergerak sekitar 30 mil (48 km) per hari, dan kemungkinan besar akan memasuki jalur gunung es menuju perairan yang lebih hangat di Antartika Selatan. Para peneliti memperkirakan bahwa ukuran dari gunung es ini terus mengalami pencairan seiring waktu akibat dari perubahan iklim, sebagaimana dikutip dari situs Earth.

Kondisi Gunung Es A23a

Akibat ukuran A23a yang terus mencair, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengamati gunung es terbesar di dunia ini, salah satunya adalah National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Dalam situs resminya, NOAA menyebut telah melakukan pengamatan terhadap gunung es A23a melalui satelit bernama Joint Polar Satellite System (JPPS). Satelit ini mengorbit di kutub menggunakan instrumen yang disebut Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS), untuk melihat pergerakan A23a di Laut Weddell.

Apabila A23A terus hanyut, gunung es ini dapat memengaruhi arus laut dan ekosistem sekitarnya secara tidak langsung. Ukurannya yang sangat besar berfungsi sebagai penghalang alami, mengalihkan aliran air dan berpotensi memengaruhi pola cuaca.

Selain itu, pencairan A23a juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi percepatan kenaikan permukaan air laut. Hal ini karena apabila A23a terus mencair, maka volume air laut akan terus meningkat secara signifikan.



Baca Lebih Lanjut
Gunung Rainier yang Ikonik di AS Menyusut, Ini Penyebabnya
Detik
10 Perusahaan Mobil Terbesar di Dunia 2024, Siapa Posisi Pertama?
Detik
Lima Pendaki Rusia Tewas di Dhaulagiri, Puncak Gunung Tertinggi Ketujuh Dunia
Timesindonesia
Sepatu Ini Mungkin Pecahkan Misteri 1 Abad Gunung Everest
Detik
Kepala BNPB: Segala jenis bencana alam di dunia ada di Indonesia
Antaranews
NASA Kerahkan Pesawat Terbesar untuk Cari Alien di Tata Surya
Detik
Mitos Gunung Pegat di Ponorogo yang Bisa Bikin Pengantin Baru Cerai
Detik
Ilmuwan Temukan Dunia Lain di Dasar Laut Kutub Utara
Sindonews
Tim SAR temukan jasad pendaki asal Jakarta di Gunung Rinjani Lombok
Antaranews
Sulitnya Mengevakuasi Mayat Pendaki yang Jatuh di Gunung Rinjani
Detik