TRIBUNJAKARTA.COM - Mengenal sejarah lomba balap karung yang tak pernah absen saat perayaan HUT Kemerdekaan RI.
Peringatan HUT Kemerdekaan RI identik dengan kegiatan berbagai lomba untuk memeriahkan acara.
Salah satu perlombaan yang selalu digelar setiap tahun adalah lomba balap karung, yang diikuti oleh anak-anak hingga orang tua.
Balap karung merupakan permainan tradisional Indonesia yang bertujuan untuk adu kecepatan dengan menggunakan karung goni hingga mencapai garis finis.
Permainan balap karung, konon katanya sudah ada dan dimainkan sejak zaman penjajahan Belanda.
Lantas, seperti apa sejarah balap karung yang kerap memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan RI?
Istilah balap karung pertama kali digunakan di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, tidak ada arsip yang menjelaskan dengan detail tentang asal-usul dari permainan ini.
Meski demikian, permainan itu diyakini sudah ada dan dimainkan oleh masyarakat Jakarta, khususnya orang-orang Betawi, sejak masa penjajahan Belanda.
Mulanya, permainan balap karung identik dengan permainan anak-anak untuk perayaan di sekolah-sekolah.
Kemudian, seiring berjalannya waktu, permainan ini diikuti juga oleh orang dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan untuk perayaan, khususnya di hari-hari besar Kota Jakarta.
Permainan ini kerap dimainkan lantaran biayanya yang murah dan tak memiliki aturan rumit.
Menurut buku Olahraga dan Permainan Tradisional karya Dr. Ari Wibowo Kurniawan, aturan permainan balap karung cukup mudah.
Seseorang hanya perlu masuk ke dalam karung goni, kemudian melompat maju hingga mencapai garis akhir yang telah ditentukan.
Seiring berjalannya waktu, permainan ini juga banyak dikreasikan dengan cara dilakukan secara berkelompok.
Cara mainnya, pemain pertama yang sudah kembali ke garis awal akan digantikan oleh pemain lain yang satu kelompok dengannya.
Tak hanya itu, beberapa permainan balap karung juga dikreasikan dengan menggunakan helm sebagai penutup kepala yang akan melindungi peserta ketika terjatuh.
Adapun, cara untuk menentukan pemenangnya mudah, yakni peserta atau kelompok yang sampai di garis finis terlebih dahulu atau mereka yang memiliki catatan waktu terbaik, adalah yang keluar sebagai pemenang.
Permainan balap karung memiliki nilai budaya yang berupa kerja keras, kerja sama, kegigihan, dan sportivitas.
Nilai-nilai tersebut dapat tercermin dari semangat para peserta untuk sampai di garis finis dengan waktu secepat mungkin.
Nilai kerja sama tercermin dalam permainan kelompok atau beregu untuk menguji kekompakan satu sama lain.
Adapun sportivitas didapatkan dari sikap masing-masing peserta yang jujur dan tidak berbuat curang saat permainan berlangsung.