BANJARMASINPOST.CO.ID - Insiden atap salah satu lapangan padel ambruk saat digelar turnamen yang diikuti sejumlah artis. Ada Desta Mahenda hingga Tasya Farasya.
Ambruknya atas lapangan padel itu akibat angin kencang di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (26/10/2025).
Ketika kejadian itu, sejumlah artis tengah mengikuti turnamen padel.
Mereka yang ikut ambil bagian di turnamen tersebut antara lain Tasya Farasya, Rizky Kinos, Desta Mahendra, Christa Bella, Dery Syahputra, Tanta Ginting, Vicko, Regina Poetiray, Shalom Razade, Rio Dewanto, Atiqah Hasiholan, Daniel Wenas, dan Tya Ariestya.
Menurut Desta, acara langsung dihentikan begitu atap ambruk.
"Lagi ikut turnamen ada kejadian, bubar langsung," tulis Desta di instagram story-nya.
Beruntung, Desta selamat dari peristiwa tersebut.
Sementara itu, Tasya Farasya juga sempat mengabadikan momen saat atap di salah satu sisi lapangan ambruk.
Dalam video yang diunggah, terdengar suara seorang pria yang mengingatkan orang-orang di lokasi untuk segera menjauh.
Tasya yang mengenakan baju olahraga hijau dan membawa tas putih terlihat berlari ke arah tempat aman.
"Alhamdulillah ya Allah selamat," tulis Tasya Farasya.
Sementara itu Tya Ariestya diketahui datang bersama suami dan anak-anaknya telah pulang lebih dulu sebelum musibah terjadi.
"Sesaat sebelum tempat Tournament hari ini ambruk atap bagian lapangan Tennis nya, td sempet main di babak penyisihan dan alhamdulillah nya blm lolos babak selanjutnya jadi buru-buru pulang buat anterin anak Taekwondo, sekaligus buru-buru masuk mobil karena udah mulai hujaaaaan," tulis Tya Ariestya.
"Pas lagi di jalan langsung dikabarin ipar yang kasih tau kabar disana tiba-tiba atap nya ambruk, alhamdulillah teman-teman yang aku kenal yg masih di sana semuanya selamat. Padahal tadi seru bange Tournament nya, namanya musibah ada ajaaaa, bismillah semua selamat dan dalam keadaan sehat yaa," ungkapnya.
Sebelum peristiwa itu terjadi, pasangan musisi Yura Yunita dan Donne Maula sempat bermain tenis di lokasi yang sama pada pagi harinya dalam acara tersebut.
Padel merupakan olahraga raket yang mengadaptasi unsur permainan tenis.
Padel dimainkan di lapangan yang lebih kecil dari tenis. Lapangan itu tertutup dan dikelilingi dinding kaca.
Olahraga yang mulai populer beberapa tahun terakhir ini bukanlah olahraga baru. Padel punya sejarah panjang sejak akhir 1960-an.
Berikut ini adalah sejarah padel:
Melansir laman resmi Federasi Padel Internasional, padel lahir pada tahun 1969 di kota pesisir Acapulco, Meksiko.
Cerita bermula ketika seorang pengusaha bernama Enrique Corcuera berniat membangun sebuah lapangan tenis di halaman belakang rumahnya.
Namun, lahan yang tersedia tidak cukup luas untuk membuat lapangan tenis. Untuk menyiasatinya, ia merancang lapangan versi lebih kecil dengan ukuran 20x10 meter.
Dinding setinggi tiga meter dibangun untuk mengelilingi sisi-sisi lapangan agar bola tetap berada dalam area permainan.
Lapangan menyerupai lapangan tenis ini menjadi cikal bakal padel modern. Istri Corcuera, Viviana, menyusun peraturan pertama untuk olahraga ini.
Viviana juga adalah mantan Miss Argentina. Ia memberikan aturan permainan sebagai hadiah ulang tahun untuk sang suami.
Sebelum tahun 1969, permainan serupa sejatinya telah dikenal di berbagai tempat sejak abad ke-19. Awal 1900-an, muncul pula Platform Tennis di Amerika Serikat yang juga menggunakan lapangan kecil.
Corcuera menggabungkan unsur dari Platform Tennis dengan struktur lapangan skuas.
Dinding dan pagar logam setinggi empat meter menjadi bagian penting dari rancangan awal lapangan padel.
Tujuannya agar permainan tetap berlangsung tanpa bola terlempar keluar rumah. Mengutip Kompas.id, Corcuera menamai permainan ini "Paddle Corcuera".
Dalam waktu singkat, padel menarik perhatian bangsawan Spanyol bernama Alfonso dari Hohenlohe-Langenburg.
Ia mencoba permainan ini saat menginap di rumah Corcuera dan membawa idenya ke Eropa.
Pada 1974, Alfonso membangun dua lapangan padel pertama di klub tenis miliknya di Marbella, wilayah Andalusia, Spanyol.
Saat itu juga, anggota klub Alfonso bernama Julio Menditeguy membawa permainan ini ke Argentina.
Lapangan-lapangan baru bermunculan di Club Tortugas, Mar del Plata Ocean Club, dan kota-kota lainnya.
Padel mulai menyebar ke wilayah Amerika Selatan sejak pertengahan dekade 1970-an.
Ekspansi padel berlanjut ke Brasil, Uruguay, dan Chili, lalu menyebar ke Prancis, Amerika Serikat, dan Kanada.
Pada tahun 1988, Argentina membentuk asosiasi nasional pertama untuk olahraga ini, bernama Asociación Padel Argentino.
Pada bulan Januari tahun yang sama, pertandingan internasional pertama digelar antara Spanyol dan Argentina di Mar del Plata, Buenos Aires.
Di tahun 1989, seorang pelatih asal Mar del Plata bernama Jorge Galeotti menciptakan desain lapangan baru yang bisa dipindahkan.
Ia menamakannya Crystal Palace. Lapangan ini terbuat dari bahan kaca, dan desain ini mempercepat penyebaran padel ke berbagai negara.
Federasi Padel Internasional (FIP) resmi didirikan pada 12 Juli 1991 di Madrid. Lembaga ini dibentuk atas kerja sama antara asosiasi padel dari Argentina, Spanyol, dan Uruguay.
Mereka sepakat menyelenggarakan Kejuaraan Dunia setiap dua tahun. Edisi pertama Kejuaraan Dunia Padel berlangsung pada 1992 di Madrid dan Sevilla.
Awalnya, aturan permainan berbeda-beda di tiap negara. Nama olahraga ini juga sempat bervariasi, misalnya disebut Paddle di Argentina.
Namun, pada tahun 1997, dilakukan penyatuan aturan di Barcelona dan Buenos Aires. Nama resmi yang disepakati untuk olahraga ini adalah Padel.
Di masa itu, terbentuk sebelas federasi nasional baru, terdiri dari lima di Eropa dan enam di Amerika.
Popularitas padel mulai meningkat selama dekade 1990-an. Salah satu momen penting terjadi ketika foto Perdana Menteri Spanyol bermain padel di Marbella menjadi sorotan media nasional.
Sejak saat itu, lapangan padel bermunculan di klub-klub rekreasi di seluruh Spanyol.
Beberapa kompetisi profesional juga diadakan di kemudian hari, seperti Padel Tour 2005 di Spanyol dan World Padel Tour pada awal dasawarsa 2010-an.
Sejak 2018, padel mengalami pertumbuhan pesat secara global. Dalam kurun tiga tahun, lebih dari 10.000 lapangan baru dibangun, bersama sekitar 3.000 klub baru.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)