TRIBUNNEWS.COM - Lengkaplah sudah pembalasan 'dendam' PSG dan Luis Enrique. Setelah Bayern Munchen beberapa waktu lalu, kini giliran Real Madrid yang diperkuat Kylian Mbappe.
PSG sukses membungkam Bayern Munchen di babak perempat final Piala Dunia Antarklub 2025 dengan skor 2-0.
Menariknya, tim asuhan Luis Enrique masih bisa mencetak satu gol saat di lapangan hanya menyisakan 9 pemainnya. Skema serangan balik yang begitu terorganisir memupuskan harapan Bayern Munchen yang pernah mengalahkan mereka di fase grup Liga Champions musim lalu sebagai titik balik kebangkitan mereka.
Terbaru, giliran Real Madrid hajar dengan empat gol tanpa balas.
Tanpa perlawanan, tanpa serangan berakhir, tanpa intensitas yang menunjukkan perlawanan.
Di babak kedua, setelah Real Madrid tertinggal 3 gol, PSG dengan tenangnya menurunkan intensitas serangan, memainkan dua pemain muda, Senny Mayulu dan Warren Zaire-Emery dengan mengistirahatkan pilar, Fabian Ruiz dan Desire Doue.
Luis Enrique mengantisipasi kelelahan pemainnya demi laga final melawan Chelsea akhir pekan ini.
Terlepas dari itu, satu hal yang perlu disadari, kepergian Kylian Mbappe pada musim panas 2024 ternyata telah merubah segalanya.
Musim kedua Luis Enrique di PSG berjalan mulus tanpa hambatan, dan menyapu bersih semua gelar.
Pelatih yang sukses dengan lima gelar Barcelona pada musim 2014/2016 sesaat lagi akan terwujud di PSG. PSG tidak hanya berpeluang meraih 5 gelar, melainkan 6 gelar termasuk Piala Super Eropa melawan Tottenham.
"Saya saa sekali tidak ragu bahwa kami akan meningkat tahun depan," ucap Enrique setelah kepergian Mbappe tahun lalu, dikutip dari Football Coverage.
"Fakta bahwa kami memiliki pemain yang bisa bergerak ke mana pun ia mau berarti saya tidak mengendalikan beberapa situasi."
"Tahun depan, saya akan mengendalikan segalanya tanpa terkecuali," tambahnya Ketika masih terbatas dengan pergerakan Mbappe.
Berjalannya waktu, setelah kepergian Mbappe dan PSG berjalan sesuai dengan kehendaknya, permainan Enrique yang khas dengan kolektivitas lebih menginginkan pemain dengan jumlah gol sedikit namun merata, dibandingkan satu pemain memborong semua gol.
"Saya rasa saya sangat berani musim lalu Ketika mengatakan bahwa kami akan memiliki tim yang lebih baik tanpa Mbappe," ungkapnya.
"Saya lebih suka memiliki 4 pemain yang masing-masing mencetak 12 gol daripada 1 pemain yang mencetak 40 gol," tegasnya.
Terbukti pada musim ini, kolektivitaslah yang menjadi unggulan PSG selain performa masing-masing individu yag mencolok.
PSG melangkah ke final Piala Dunia Antarklub dengan kepercayaan diri yang lebih. Menatap laga puncak dengan tujuan akhir menutup tirai yang indah. Satu laga menuju kesempurnaan musim 2024/2025.
"Kami akan berusaha menang. Kami hanya perlu melangkah lebih jauh melawan Chelsea, tetapi kami hamper sampai dan kami ingin membuat sejarah bagi klub kami," bebernya usai memenangkan laga melawan Real Madrid kepada DAZN, dikutip dari BBC.
(Sina)