SURYAMALANG.COM | MATARAM - Misteri kematian anggota Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Muhammad Nurhadi diduga karena merayu wanita penghibur atasannya di Vila Tekek Gili Trawangan Lombok Utara pada 16 April 2025.

Terkuaknya penyebab kematian Brigadir Nurhadi usai penyidik Polda NTB membongkar kembali jasadnya untuk diautopsi.

Hasilnya, penyebab Brigadir Nurhadi tewas karena diduga dibunuh tiga orang terlibat, dua atasannya dan seorang wanita penghibur asal Jambi inisial M. 

Dua atasan Brigadir Nurhadi itu adalah Kompol I Made Yogi Purusa Utama alias YG dan Ipda Haris Chandra alias HC.

Kedua atasan Brigadir Nurhadi itu adalah mantan Kepala Satuan (Kasat) yang kini sudah dipecat oleh Polda NTB.

Mereka diduga menghilangkan nyawa Brigadir Nurhadi saat pesta di Vila Tekek Gili Trawangan Lombok.

Hanya saja, Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra masih bisa menghirup udara segar.

Sementara wanita penghibur asal Jambi inisial M sudah ditahan Polda NTB sejak 1 juli 2025.

Penahanan terhadap wanita penghibur asal Jambi inisial M ini berdasarkan surat perintah penahanan yang dikeluarkan oleh Ditjen Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB.

Surat penahanan itu bernomor : SP.HAN/80/VII/RES.1.6/2025/Ditreskrimum.

Atas penahanan itu, wanita inisial M mendapat pembelaan dari Aliansi Reformasi Polri.

Pada Kamis (3/7/2025), perwakilan Aliansi Reformasi Polri, Yan Mangandar Putra mengatakan pengajuan penangguhan penahanan terhadap wanita M ini lantaran dua atasan Brigadir Nurhadi juga tidak ditahan.

Padahal, Kompol I Made Yogi Purusa dan Ipda Haris Chandra lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka dugaan pembunuhan Brigadir Nurhadi.

"Mengapa tidak juga ditahan? Meskipun mereka sudah dipecat, masih sangat memungkinkan berpotensi untuk menghilangkan barang bukti, mempengaruhi saksi dan mengintervensi proses penyidikan yang sedang berlangsung," kata Yan. 

Yan juga menuturkan pesta bersama wanita di Vila Tekek Gili Trawangan diinisiasi oleh Kompol I Made Yogi Purusa.

Wanita M, menurut Yan merupakan wanita suruhan Kompol I Made Yogi Purusa untuk menemani Brigadir Nurhadi selama satu malam.

 

Kronologi pesta berujung petaka

 Terungkapnya fakta-fakta kematian Brigadir Nurhadi. <div class=
Dalam kematian Brigadir Nurhadi ini, dua orang seniornya telah ditetapkan sebagai tersangka. Brigadir Nurhadi merupakan anggota Propam Polda NTB. Ia tewas diduga setelah dianiaya oleh dua atasannya, yakni Kompol I Made Yogi Purusa Utama (YG) dan Ipda Haris Chandra (HC). (Kolase Tangkapan Layar Youtube Tribun Pekanbaru Official/Istimewa)" loading="lazy">
 Terungkapnya fakta-fakta kematian Brigadir Nurhadi. Dalam kematian Brigadir Nurhadi ini, dua orang seniornya telah ditetapkan sebagai tersangka. Brigadir Nurhadi merupakan anggota Propam Polda NTB. Ia tewas diduga setelah dianiaya oleh dua atasannya, yakni Kompol I Made Yogi Purusa Utama (YG) dan Ipda Haris Chandra (HC). (Kolase Tangkapan Layar Youtube Tribun Pekanbaru Official/Istimewa) ()

Direktur Ditreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengungkap kronologi pesta sebelum Brigadir Nurhadi tewas.

Ia menyebut Kompol I Made Yogi Purusa, Ipda Haris Chandra dan Brigadir Nurhadi liburan di Gili Trawangan ditemani dua wanita penghibur. 

"Dari penjelasannya yang satu mereka (tersangka dan korban) ke sana (Gili Trawangan) untuk happy-happy dan pesta," tegas Syarif. 

Kombes Syarif sekaligus eks Wakapolresta Mataram itu mengungkapkan saat tiba di Vila Tekek Gili Trawangan Lombok, Brigadir Nurhadi diberi obat penenang.

Hanya saja, dalam rentan waktu 20:00 WITA sampai 21:00 WITA, tidak ada satupun saksi maupun rekaman kamera pengawas melihat dan merekam peristiwa itu.

"Sehingga space waktu ini patut diduga tempat terjadinya (pencekikan) seperti yang disampaikan seperti hasil ekshumasi, karena ada faktor sebelumnya diberikan sesuatu yang seharusnya tidak dikonsumsi tapi dikonsumsi," kata Syarif. 

Sekitar pukul 21.00 Wita lewat, salah satu tersangka yang ada di dalam villa mengabari bahwa almarhum sudah berada di kolam dan diangkat.

Kemudian polisi melakukan proses penyelidikan dan penyidikan terkait kasus kematian Brigadir Nurhadi.

Sebanyak 18 saksi sudah diperiksa. Selain itu, polisi juga meminta keterangan dari lima orang ahli.

Lima orang ahli itu adalah ahli parmatologi, ahli pidana, ahli poligraf, ahli forensik dan dokter RS Bhayangkara yang memeriksa awal terkait keadaan korban setelah kejadian di Gili Trawangan. 

Syarif juga menjelaskan, sebelum peristiwa meninggalnya Nurhadi, korban sempat merayu salah satu rekan wanita dari salah satu tersangka. 

"Ini dibenarkan oleh saksi yang ada di TKP," jelasnya. 

Syarif mengatakan, CCTV di Vila Tekek Gili Trawangan Lombok hanya ada di pintu masuk dan tidak ada rekaman hilang dari kamera pengawas itu. 

Dalam rekaman yang ada tidak ada orang lain yang keluar masuk dalam rentan waktu ayah dua orang anak itu ditemukan meninggal dunia.

Selidiki peran Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra

Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan penyidiknya masih mendalami peran Kompol I Made Yogi Purusa Utama, Ipda Haris Chandra dan wanita penghibur asal jambi dalam kematian Brigadir Nurhadi. 

Syarif mengatakan masih mendalami karena terkendala pengakuan para tersangka yang sebagian besar berbohong. 

Menurut Syarif para tersangka memberikan sesuatu menyebabkan korban tidak sadarkan diri sesuai pasal 359 KUHP. 

Sedangka adanya dugaan penganiayaan sesuai pasal 351 ayat 3.

"Tapi saya sampaikan dari awal kami berdasarkan keterangan hasil ekshumasi, keterangan ahli pidana dan ahli poligraf untuk menetapkan tersangka," kata Syarif. 

Syarif menjelaskan, sebelum Brigadir Nurhadi tewas, korban sempat merayu rekan wanita penghibur dari tersangka. 

"Ini dibenarkan oleh saksi yang ada di TKP," terang Syarif. 

Hasil autopsi jasad Brigadir Nurhadi

Ahli forensik sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dr Arfi Samsun mengungkapkan hasil autopsi jasad Brigadir Nurhadi ada indikasi penganiayaan sebelum tewas.

Arfi Samsun mengungkapkan, setelah autopsi ditemukan lidah Brigadir Nurhadi mengalami patah tulang.

Hal itu mengindikasikan 80 persen kematian Brigadir Nurhadi karena dicekik. 

Arfi juga melakukan pemeriksaan penunjang. Di antaranya, memeriksa paru-paru, tulang sumsum dan ginjal Brigadir Nurhadi. 

Ia menemukan air kolam masuk ke bagian tubuh Brigadir Nurhadi. 

"Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan," kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).

Ia mengatakan kekerasan pencekikan yang utama menyebabkan Brigadir Nurhadi tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air kolam.

"Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan," terang Arfi. 

Arfi juga menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang Brigadir Nurhadi.

"Kalau berdasarkan teori, kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam," imbuh Arfi.

Wanita penghibur M diajak Kompol I Made Yogi Purusa

Wanita M datang ke Gili Trawangan diminta untuk menemani Kompol I Made Yogi Purusa selama satu malam.

Pada saat kejadian, di lokasi ada dua wanita, satu  M dan satu lainnya berinisial P. Hingga saat ini, wanita P berstatus sebagai saksi.

Perwakilan Aliansi Reformasi Polri Yan Mangandar Putra pun mengungkap pada saat kejadian M sedang berlibur di Bali dan menyeberang ke Lombok untuk bekerja.

Setiba di Lombok dia diminta Kompol I Made Yogi Purusa untuk menemaninya berlibur di Gili Trawangan.

"M ini merupakan tulang punggung keluarga, dia membiayai hidup ibunya dan lima saudaranya," kata Yan.

Karena terseret dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi, wanita M mengalami gangguan psikologi berupa tekanan mental dan stres berat sejak ditahan. 

Yan mengungkap selama proses pemeriksaan M selalu kooperatif meskipun tinggal di luar NTB.

Tampang 2 mantan Kasat dipecat

Kedua atasan Brigadir Nurhadi yang terlibat dugaan pembunuhan dipecat dari kepolisian dan berstatus sebagai tersangka.

Kapolda NTB, Irjen Hadi Gunawan menegaskan bahwa pihaknya akan transparan menangani kasus pembunuhan Brigadir Nurhadi.

"Nanti ditanya ke Direskrimum aja ya, saya baru sampai dari Jakarta juga ini, tapi yang jelas yang bersangkutan (Kompol YG dan Ipda AC) sudah disidang etik," kata Hadi.

Kasus kematian Nurhadi terkuak ketika tim penyidik melakukan ekhsumasi atau pembongkaran makam Nurhadi untuk otopsi.

Langkah ini dilanjutkan dengan olah TKP di Privat Vila Tekek di Gili Trawangan Lombok, tepatnya di The Beach House Resort Hotel, tempat korban menginap bersama atasannya, Kompol YG dan Ipda AC.

Baca Lebih Lanjut
Sosok M Tersangka Kasus Kematian Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan, Biayai Hidup Ibu dan 5 Saudara
Khistian Tauqid
Sempat Hilang Usai Makan Malam, Buruh Proyek Ditemukan Tewas di Celah Sempit Bangunan Gianyar
Ida Ayu Suryantini Putri
Kecelakaan Hari Ini di Kepulauan Riau, Pemotor Hilang Kendali Tabrak Tembok Pembatas, 2 Pria Tewas
Ferdinand Waskita Suryacahya
Penyebab 2 Korban Tewas Kecelakaan Tunggal di Dompak Tanjungpinang, Motor Tabrak Beton Bundaran
Mairi Nandarson
Wanita di Kampar Riau Tewas Dibunuh Perampok, 2 Pelaku Ditangkap
Detik
Pembunuh Notaris Wanita yang Tewas Terikat di Sungai Citarum Ditangkap!
Detik
Polisi Ungkap Pria Aniaya Wanita di Bogor Dipicu Masalah Bertetangga
Detik
Viral Detik-detik Banjir Hancurkan Pesta Pernikahan, Kedua Mempelai Dievakuasi
Muh radlis
Ayah di Banyuwangi Bunuh Anak Tiri Usai Kepergok Curi Celana Dalam Istri
Detik
Dilaporkan Hilang, Notaris Bogor Ditemukan Tewas Terikat di Sungai Citarum
Detik