TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Puncak rangkaian tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus diwarnai dengan pembagian nasi berkat bungkus daun jati yang dikenal oleh masyarakat sebagai nasi jangkrik.
Nasi berkat buka luwur merupakan nasi dengan lauk olahan daging kerbau dan kambing yang dibungkus dengan daun jati.
Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) membagikan nasi berkat buka luwur setiap 10 Muharam.
Umumnya, nasi bungkus daun jati dengan lauk potongan daging yang dibagikan gratis kepada masyarakat tersebut diolah dalam dua jenis.
Pertama nasi uyah asem, yaitu nasi dengan potongan daging yang dimasak dalam kondisi kering tidak berkuah.
Kedua nasi jangkrik, merupakan nasi dilengkapi dengan potongan daging yang dimasak berkuah.
Semua olahan nasi berkat buka luwur dibagikan kepada masyarakat pada 10 Muharam. Masyarakat mengenalnya dengan istilah nasi jangkrik.
Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Denny Nur Hakim mengatakan, pada momentum 10 Muharam 1447 Hijriyah tahun ini, pihaknya menerima sedekah 19 ekor kerbau dan 72 ekor kambing dari masyarakat untuk selamatan buka luwur.
Semuanya sudah dipotong dan dimasak hari ini, Sabtu (5/7/2025) di kawasan Menara Kudus dengan melibatkan 942 perewang.
Proses masak nasi jangkrik dan nasi uyah asem dimulai sejak pukul 03.00 WIB. Proses pembungkusan nasi dilakukan pada Sabtu malam untuk dibagikan kepada masyarakat pada, Minggu (6/7/2025) pagi di lokasi Menara Kudus.
"Data terakhir ada 19 kerbau dan 72 kambing sedekah masyarakat yang sudah masuk. Semuanya sudah diproses masak untuk dibagikan besok pagi pada 10 Muharam," terangnya.
Denny menegaskan, pembagian nasi jangkrik atau nasi berkat buka luwur dimulai pukul 06.00 WIB. Dengan tujuan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melaksanakan salat Subuh sebelum mengantre nasi berkat.
Meski demikian, tidak sedikit dari kalangan masyarakat yang rela mengantre selepas waktu Subuh, dengan maksud bisa mendapatkan barisan antrean nasi berkat di bagian depan.
"Pasti ada yang sudah antre selepas salat Subuh. Namun tetap pembagian nasi berkat buka luwur dimulai pukul 06.00 WIB," ujarnya.
*Tiga Cara Mendapatkan Nasi Berkat Buka Luwur*
Masyarakat yang berkeinginan mendapatkan nasi berkat buka luwur Kangjeng Sunan Kudus bisa ditempuh dengan tiga cara.
Pertama, masyarakat bisa mendapatkan jatah nasi berkat tanpa harus antre panjang dengan memberikan sedekah berupa barang atau nominal uang selama pelaksanaan tradisi buka luwur.
Setelah itu, para donatur yang telah menyalurkan sedekahnya berhak mendapatkan kupon pengambilan nasi berkat di loket khusus tanpa harus melewati antrean panjang.
"Para donatur ini dapat kartu atau kopun pengambilan guna memudahkan dapat nasi berkat tidak perlu mengantre panjang," tuturnya.
Selain dengan cara bersedekah, masyarakat umum bisa mendapatkan nasi jangkrik dengan mekanisme berkat salinan. Yaitu dengan cara membawa nasi dari rumah untuk ditukar dengan nasi jangkrik yang sudah diolah oleh kepanitiaan Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus.
Penukaran berkat salinan bisa dilakukan oleh masyarakat umum mulai, Minggu (6/7/2025) pukul 01.30 WIB sampai selesai di lokasi pengemasan nasi berkat buka luwur.
Biasanya, masyarakat yang menukarkan berkat salinan digunakan untuk menu sahur puasa asyura pada 10 Muharam.
Cara ketiga adalah dengan mengantre sesuai urutan berdasarkan rute antre yang telah ditentukan.
Cara tersebut biasanya dilakukan oleh masyarakat umum dari manapun yang ingin mendapatkan nasi jangkrik berkat buka luwur, dalam rangka mengharap berkah Sunan Kudus.
Proses mengantre sudah bisa dilakukan selepas waktu Subuh, namun pembagian nasi berkat dibuka pukul 06.00 WIB.
"Untuk yang mengantre umum tidak perlu kupon, siapa saja boleh. Kami harap antrean umum ini berlangsung tertib," harapnya.
Pada Muharam tahun sebelumnya, Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus menyiapkan 44.643 bungkus nasi berkat buka luwur yang diolah dari 9,1 ton beras, 22 kerbau, dan 70 kambing.
Jenis olahan nasi uyah asem lebih banyak dibagikan kepada masyarakat umum. Dengan maksud, olahan nasi tanpa kuah tidak mudah basi untuk dimakan kapan saja.
Sementara olahan nasi jangkrik dengan ciri khas berkuah dibagikan kepada kalangan masyarakat tertentu. Seperti pemberi sedekah, tokoh masyarakat, termasuk masyarakat di sekitar Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus.
"Tradisi buka luwur ini untuk mengantikan luwur sebagai bentuk penghormatan, sikap tauladan kita kepada Sunan Kudus. Di dalamnya berisi rangkaian kegiatan positif yang juga melibatkan masyarakat," tuturnya. (Sam)