UEFA resmi menjatuhkan sanksi kepada sejumlah klub Eropa yang melanggar aturan keuangan, dan Barcelona menjadi salah satu yang terkena imbas.

Raksasa La Liga itu dijatuhi denda sebesar €15 juta atau sekitar Rp285 miliar, setelah UEFA melakukan evaluasi mendalam terhadap kondisi keuangan klub, terutama dalam skenario apabila mereka lolos ke kompetisi Eropa.

Sanksi ini diberikan karena Barcelona dinilai mencatatkan kerugian berlebihan, bertentangan dengan prinsip Financial Sustainability Regulations yang diterapkan UEFA guna menjaga stabilitas industri sepak bola Eropa.

Kondisi ini membuat Barcelona semakin tertekan secara finansial, khususnya menjelang bursa transfer musim panas 2025. 

Beberapa pemain telah dikaitkan dengan Blaugrana, seperti: Thomas Partey, Luis Diaz, Ademola Lookman, Denzel Dumfries dan Marcus Rashford.

Namun, dengan nilai pasar yang tinggi dari para pemain tersebut, Barcelona tentu harus berpikir dua kali sebelum merealisasikan transfer baru, mengingat mereka kini juga harus memprioritaskan pembayaran denda dan penyeimbangan neraca keuangan.

Denda dari UEFA ini bisa menjadi pukulan telak, terutama di tengah upaya manajemen membangun kembali kekuatan skuad dan tetap bersaing di level tertinggi Eropa.

Meski demikian, Barcelona seharusnya tak perlu terlalu khawatir.

Dengan kedalaman skuad yang sudah cukup solid, klub tak harus terburu-buru untuk memburu pemain baru di bursa transfer.

Fokus bisa dialihkan untuk menjaga stabilitas finansial dan mengoptimalkan talenta yang sudah ada di dalam tim.

Daftar Tim yang Terkena Denda UEFA

Selain Barcelona, ternyata ada beberapa tim lainnya yang terkena denda dari UEFA. Adalah Chelsea, Aston Villa, dan Lyon.

UEFA menjatuhkan denda sebesar €31 juta (sekitar Rp 590 miliar) kepada Chelsea atas pelanggaran aturan pemantauan keuangan (financial sustainability) mereka untuk tahun 2024. 

Sanksi ini membuat Chelsea sejajar dengan Barcelona, yang juga menerima hukuman serupa.

Dari total denda tersebut, €20 juta (sekitar Rp 381 miliar) dikenakan karena gagal mencapai titik impas.

Sementara €11 juta (sekitar Rp 209 miliar) lainnya merupakan hukuman karena pengeluaran biaya skuad termasuk gaji dan transfer yang melebihi 80 persen dari batas pendapatan yang ditentukan UEFA.

Besarnya denda ini menyamai rekor sanksi €20 juta yang sebelumnya dijatuhkan UEFA kepada Manchester City dan Paris Saint-Germain pada tahun 2014.

Tak hanya itu, Chelsea juga sudah membayar denda €10 juta (sekiar Rp 190 miliar) pada tahun 2023 saat berada di bawah kepemilikan Todd Boehly, sebagai bentuk penyelesaian atas pelanggaran yang terjadi di era Roman Abramovich.

Meski menghadapi sanksi finansial besar, Chelsea dan Barcelona tetap lolos ke Liga Champions musim depan, yang berpotensi menghasilkan pendapatan puluhan juta euro bagi kedua klub.

Di sisi lain, Aston Villa juga mendapat denda €11 juta karena pengeluaran berlebih selama satu musim di Liga Konferensi Eropa.

Sementara itu, klub Prancis Lyon turut terkena sanksi €12,5 juta (sekitar Rp 238 miliar), dengan kemungkinan denda tambahan di masa depan apabila mereka gagal memenuhi target finansial.

Lyon saat ini berada dalam krisis keuangan dan tengah mengajukan banding atas ancaman degradasi dari Ligue 1, serta berpotensi dikeluarkan dari Liga Europa musim depan oleh UEFA.