BANGKAPOS.COM, BANGKA - Setelah upaya pencarian yang intensif selama 3 hari, Tim SAR Gabungan dan warga berhasil menemukan Febry Yansyah (19) yang tewas diterkam buaya di Sungai Pelaben, Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Rabu (2/7) malam.
Penambang timah itu ditemukan tak lagi bernyawa oleh Tim SAR Gabungan pada, Jumat (4/7) sore sekitar pukul 16.47 WIB di pinggir kolong eks tambang timah di Desa Batu Rusa yang terhubung dengan Sungai Pelaben, sekitar 1 mil (1,6 kilometer) dari lokasi awal korban hilang.
Saat ditemukan kondisi korban sangat mengenaskan. Jasadnya yang mengapung di sungai mulai membusuk dan tidak utuh lagi, dengan kedua tangan yang sudah putus diduga dimangsa buaya yang menerkam korban.
Penemuan jenazah Febry Yansyah tersebut disampaikan Dantim Basarnas Yurizal kepada Bangkapos.com, Jumat (4/7) malam setelah berhasil melakukan pencarian dan mengevakuasi jenazah korban.
Ia mengungkapkan, korban berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan saat melakukan penyisiran bersama dengan keluarga korban menggunakan rubber boat atau perahu karet dan perahu milik para penambang timah.
“Pada hari ini, Jumat (4/7) Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi korban yang diterkam buaya atas nama Febry, sekitar pukul 16.47 WIB, kurang lebih radius 1 mil dari TKP atau lokasi kejadian,” ungkap Yurizal.
Lanjut Yurizal, saat ditemukan kondisi jenazah tidak lagi utuh.
“Saat ditemukan kondisi tubuh korban tidak utuh. Kedua tangan sudah hilang,” tambahnya.
Setelah berhasil menemukan jenazah, Tim SAR Gabungan langsung melakukan evakuasi menggunakan perahu karet, lalu jenazah korban dibawa ke rumah sakit guna dilakukan proses selanjutnya oleh pihak keluarga.
“Dari rumah sakit, korban kita bawa menuju rumah keluarga korban di Desa Batu Rusa,” jelas Yurizal.
Ia mengungkapkan dalam proses pencarian bersama warga, Tim SAR Gabungan menggunakan beberapa alat bantu hingga akhirnya bisa menemukan jenazah korban yang diterkam buaya.
“Alat yang kami gunakan hari ini yaitu pertama rubber boat dan perahu nelayan, terima kasih kami ucapkan kepada Tim SAR Gabungan yang turut membantu dalam proses pencarian korban.
Dukun hingga Alat Setrum
Diberitakan sebelumnya, seorang penambang timah bernama Febry Yansah (19) hilang diterkam buaya di Sungai Pelaben, Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Rabu (2/7) malam.
Berbagai upaya telah dilakukan Tim SAR Gabungan bersama warga untuk mencari keberadaan korban. Mulai dari menyisiri sungai, menyelam, menggunakan drone, alat setrum hingga mendatangkan tiga pawang buaya.
Namun hingga, Kamis (3/ 7) malam pencarian warga pendatang asal Provinsi Bengkulu itu belum membuahkan hasil.
Pantauan Bangkapos.com, pada, Kamis (3/7) pagi sekitar pukul 07.36 WIB, Tim SAR Gabungan menggunakan perahu kecil milik warga melakukan pencarian dari titik awal korban pertama kali diterkam buaya.
Tim bergerak menyisiri lokasi dengan membawa alat setrum. Alat setrum tersebut digunakan untuk menyetrum buaya yang diduga bersembunyi di dalam air dan masih membawa tubuh Febry Yansah.
Kurang lebih setengah jam proses pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan menggunakan perahu, namun Febry Yansah tidak juga ditemukan. Lalu sekitar pukul 08.06 WIB, tim yang menggunakan perahu dan alat sentrum kembali ke daratan.
Kemudian, proses pencarian dilanjutkan warga sekitar dengan menyelam secara manual guna men
cari korban.
“Pagi ini (Kamis, 3/7-red) kita lanjut proses pencarian menggunakan perahu dan alat setrum untuk menemukan korban yang hilang diterkam buaya dari semalam,” terang Yurizal selaku komandan tim (Dantim) pencarian korban kepada Bangkapos.com, Kamis (3/7).
Yurizal menyebutkan, Rabu (2/7) malam sejak mendapatkan informasi adanya seorang warga yang diterkam buaya tim langsung melakukan proses pencarian. Namun belum membuahkan hasil dan proses pencarian masih terus dilakukan.
“Tadi malam kita dapat informasi dari saksi, lalu kami lakukan proses pencarian tapi belum membuahkan hasil dan kita lanjutkan pagi ini dengan alat setrum hingga rencananya akan memanggil pawang buaya,” jelasnya.
Diakui Yurizal, Rabu (2/7) malam ketika proses pencarian terhadap korban di sekitar lokasi ada beberapa buaya yang muncul, tapi korban tidak terlihat di lokasi hingga proses pencarian dilanjutkan pagi ini.
“Ada muncul semalam buaya lebih dari satu, tapi korban tidak tampak terlihat dan pagi ini buaya muncul lagi sedangkan korban masih belum ditemukan,” ungkap Yurizal.
Sementara itu pantauan Bangkapos.com, sekitar pukul 10.50 WIB, tiga pawang buaya yang didatangkan dari Desa Bukit Layang, Kecamatan Bakam, Bangka, tiba di Sungai Pelaben. Lalu ketiganya ditemani Ketua
Relawan Laskar Sekaban, M Achin turun ke lokasi pertama kali Febry Yansah diterkam buaya.
“Iya ini pawang dari Bukit Layang kami bawa ke sini untuk bantu cari korban,” kata Acin kepada Bangkapos.com.
Acin kemudian memanggil keluarga Febry Yansah untuk bertemu dengan pawang buaya.
“Mana keluarga korban, pawang buaya mau ngomong sebelum mencari korban,” ujarnya.
Tampak seorang perempuan yang mengaku kakak dari Febry Yansah dan seorang pria rekan korban
mendatangi pawang buaya di tepi sungai.
“Mohon bantuannya pak (pawang-red), semoga korban cepat ketemu,” ucap wanita tadi kepada pawang buaya.
Tak lama kemudian, ketiga pawang buaya ditemani M Achin dan sejumlah keluarga korban menaiki ponton tempat korban pertama kali diterkam buaya.
Lalu pawang buaya melakukan ritual, diawali dengan duduk di atas ponton lalu membaca mantra-mantranya.
Setelah itu pawang buaya menuju aliran sungai yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari tempat ponton terparkir dan kembali melakukan ritual dengan beberapa menyentuh air sungai serta membaca mantra.
Memperbaiki Ponton
Diketahui sebelum kejadian, Rabu (2/7) sekitar pukul 17.45 WIB, Febry Yansah sedang memperbaiki ponton sembari mendorongnya bersama seorang teman bernama Iwan di Sungai Pelaben, Desa Air Anyir, Kecamatan
Merawang.
Sekitar 18.21 WIB, saat menarik ponton Iwan melihat Febry diterkam buaya dan langsung ditarik ke dalam sungai Melihat kejadian itu, Iwan segera memberitahukan ke keluarga korban. Selanjutnya keluarga korban melapor ke Kansar Pangkalpinang untuk meminta bantuan
Setelah menerima informasi dari keluarga korban, Kansar Pangkalpinang memberangkatkan 1 tim rescue menuju lokasi kejadian di Sungai Pelaben.
Setiba di lokasi, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Rescuer Kansar Pangkalpinang, Polairud Polda Babel, Satpolairud Polres Bangka, Babinsa Desa Air Anyir, Koramil, BPBD Bangka, Laskar Sekaban, masyarakat beserta keluarga korban melakukan pencarian dengan menyisiri sungai menggunakan perahu kayu.
Bahkan Basarnas mengerahkan 1 unit drone DJI Mavic 3 Thermal untuk mendeteksi keberadaan suhu tubuh korban maupun hewan buas.
“Usai menerima informasi kita bergegas mengirimkan tim rescue untuk membantu mencari korban. Pencarian pada malam hari kita maksimalkan menggunakan pantauan visual drone thermal. Masyarakat turut juga melakukan penyisiran dengan kapal kayu. Semoga upaya pencarian terhadap korban dapat segera membuahkan hasil,” kata Kakansar Pangkalpinang, I Mada Oka Astawa, Kamis (3/7). (v1)