TRIBUNSUMSEL.COM- Pemandu atau guide yang mengantar pendaki asal Brasil, Juliana Marins, ke Gunung Rinjani terkena blacklist untuk sementara waktu.
Pemandu bernama Ali Musthofa itu sempat dituduh lepas tangan meninggalkan Juliana sendirian saat tengah beristirahat di Gunung Rinjani.
Namun nyatanya, Ali Musthofa disebut-sebut sempat berusaha turun langsung untuk menyelamatkan nyawa Juliana sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang kedalaman 600 meter, pada Jumat, (27/6/2025)
Hal itu dibuktikan dari beredarnya video aksi diduga guide Ali Musthofa turun pertama kali saat Juliana terjatuh.
Terlihat momen menegangkan saat para pendaki membantu mengulurkan tali saat Ali Musthofa hendak turun sebelum tim rescue datang.
Namun, pada narasi video tersebut menyebutkan proses evakuasi terhadap lantaran tali yang digunakan hanya 100 meter.
"Ali Mustofa guide nya Juliana yg pertama kali turun mau evakuasi juliana tapi tali nya cuma 100," tulis unggahan Instagram @rinjani_man, Kamis, (3/7/2025).
"Mundur.. mundur.. slowly," ucap sejumlah orang yang membantu.
"Gimana li," sahut yang lain.
Unggahan itu pun kini dipenuhi komentar haru dari warganet yang tak menyangka jika tour guide yang membawa Juliana sempat ingin menyelamatkan pendaki asal Brasil tersebut.
"Merinding lihat guidenya. Saya berprasangka bahwa guidenya ini bukan ahli panjat tebing. Tapi dengan rasa tanggungjawabnya walaupun bukan ahlinya dan percaya diri bisa dengan seperangkat alat safetynya. Berarti dia termasuk guide yang bertanggung jawab," tulis @lalu.risman.afif.
"Knapa baru sekarang Vidio ini muncul , kasian kan guide nya di salahin trus sma org Brazil , padahal udh ada pertolongan pertama dri guide nya , ternyata tali yg kurang panjang itu tali yg ada di guide nya bukan dri tim sar nya, slalu nyimak info tentang Julina ,tpi Bru ikut komen sekarang karna dri berita yg simpang-siur jdi bnyak berita yg gak bener," kata @siti26490.
"Dia juga mempertaruhkan nyawa nya Ya Allah tanpa alat yang memadahi.." ujar ayu.marlinda92.
Baca juga: Sosok Ali Musthofa, Tour Guide Bawa Juliana Pendaki Brasil Naik Gunung Rinjani Kini Diperiksa Polisi
Sebelumnya, Ali Musthofa diperiksa oleh Satreskrim Polres Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah turis perempuan asal Brasil yang dia bawa terjatuh saat mendaki jalur menuju puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025).
Ali telah diperiksa polisi pada Rabu (25/6/2025) dan Kamis (26/5/2025).
Sebagai pemandu di gunung Rinjani, Ali Musthofa memiliki tanggung jawab selama membawa 5 orang pendaki yang hendak naik ke puncak.
Pengakuan Ali
Melansi dari Oglobo.com, Kamis (26/6/2025), Ali Musthofa mengaku awalnya menyarankan Juliana untuk beristirahat lantaran melihatnya sudah kelelahan sementara ia terus berjalan.
Namun diakui Musthofa, ia berjalan tiga menit bersama rombongan yang terdiri dari lima orang di depan Juliana sementara Juliana beristirahat.
Kemudian, Ali merasa heran mengapa pendaki asal Brasil itu lama sekali tiba di titik pertemuan.
"Saya katakan kepadanya bahwa saya akan menunggunya di depan. Saya menyuruhnya untuk beristirahat," ungkap Ali Musthofa dilansir dari situs pemberitaan brasil,
"Setelah sekitar 15 atau 30 menit, Juliana tidak muncul. Saya mencarinya di tempat peristirahatan terakhir, tetapi saya tidak dapat menemukannya.
Kemudian, ia sempat mendengar adanya suara minta tolong dari jurang kedalaman 150 meter yang diyakini suara Juliana.
Ali Musthofa mengatakan dia menelepon perusahaan tempat dia bekerja untuk melaporkan kecelakaan tersebut dan meminta mereka untuk meminta bantuan.
"Saya menyadari (dia telah jatuh) ketika saya melihat cahaya senter di jurang sedalam sekitar 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta bantuan. Saya katakan kepadanya bahwa saya akan membantunya," ujar Ali Musthofa.
"Saya berusaha mati-matian untuk memberi tahu Juliana agar menunggu bantuan," sambung Ali Musthofa.
Diketahui, Juliana Marins bersama lima pendaki lainnya menggunakan jasa tour guide bernama Ali Musthofa.
Adapun Ali Musthofa mengatakan Juliana Marins membayar Rp 2.500.000 untuk paket trip tersebut.
Kini Diblacklist
Pemandu atau guide yang mengantar pendaki asal Brasil, Juliana Marins, ke Gunung Rinjani terkena blacklist untuk sementara waktu.
Jadi, untuk sementara, pemandu wisata itu tidak diperkenankan mengantar pendaki ke puncak tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
Guide itu masuk daftar hitam setelah Juliana yang jatuh di jurang Cemara Nunggal Gunung Rinjani.
"Iya, kalau blacklist untuk sementara sambil proses berjalan," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman, setelah menghadiri acara Bincang Kamisan di Kantor Pemprov NTB, Kamis (3/7/2025), dilansir Kompas.com.
Yarman mengatakan pihaknya belum memutuskan berapa lama sanksi blacklist pada guide tersebut diberlakukan.
Saat ini diketahui ada sebanyak 661 guide yang ada di Rinjani dan baru 50 persen yang memiliki lisensi.
Yarman belum bisa memastikan apakah pemandu Juliana itu memiliki lisensi, jadi dia akan mengeceknya terlebih dahulu.
"Separuh sudah dapat lisensi, tapi dalam proses ke depan kita sudah persiapkan bersama-sama dengan teman-teman dari Dinas Pariwisata untuk proses lisensi," kata Yarman.
Adapun polisi menyebutkan bahwa Juliana melakukan pendakian bersama enam orang rombongan dan didampingi guide serta sekitar dua sampai tiga orang porter.
Sebelumnya, Juliana terjatuh ke arah Danau Segara Anak di Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025).
Proses evakuasi Juliana menjadi sorotan karena memakan waktu hingga lima hari lamanya.
Sebab, Juliana baru berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025) oleh Tim SAR Gabungan dari jurang sedalam 600 meter.
Proses evakuasi itu memakan waktu karena tim penyelamat terkendala cuaca di Gunung Rinjani yang berkabut sehingga menyebabkan jarak pandang terbatas.
Awalnya Juliana ditemukan masih dalam kondisi selamat, tetapi pada Selasa (24/6/2025), pendaki asal Brasil itu ditemukan sudah meninggal dunia.
Helikopter bantuan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) awalnya juga dikerahkan untuk melakukan evakuasi pada Selasa siang.
Akan tetapi, proses evakuasi menggunakan helikopter itu terhambat karena kondisi cuaca dan kabut tebal.
Juliana baru berhasil dievakuasi dari jurang sedalam 600 meter pada Rabu pukul 13.51 WITA, kemudian dibawa menuju Sembalun dengan ditandu dan tiba pada pukul 20.45 WITA.
Setelah itu, jenazah Juliana dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dan selanjutnya diautopsi di RS Bhayangkara Bali Mandara.
Setelah diautopsi, Juliana diperkirakan sudah meninggal sekitar 20 menit setelah terjatuh.
Dokter Forensik juga menyebutkan kematian Juliana disebabkan oleh luka karena benturan keras, sehingga menyebabkan pendarahan banyak, terutama di bagian dada.
Ibu Juliana Tuntut Pemandu dan Pengelola Rinjani
Ibunda Juliana, Estela Marins, menuding pemandu Juliana yakni Ali Mustofa dan pengelola Rinjani lalai hingga menyebabkan putrinya meninggal dunia.
Oleh karenanya, Estela menuntut pemandu Juliana dan pengelola Gunung Rinjani itu.
Diberitakan media Brasil, Fantastico, saat merasa lelah mendaki, Juliana disebutkan meminta untuk beristirahat sejenak.
Namun, menurut saudarinya, Mariana Marins, pemandu dan rombongan justru melanjutkan perjalanan tanpa menunggu Juliana.
“Juliana ada di rombongan itu, tapi dia sangat lelah dan meminta untuk berhenti sejenak. Mereka tetap jalan, dan pemandu tidak tinggal bersamanya,” tulis Mariana dalam unggahan media sosial, dikutip dari The Sun.
Atas hal tersebut, keluarga Marins menuding pemandu Juliana dan rombongan, telah meninggalkan Juliana seorang diri, yang kemudian terpeleset dan jatuh dari tebing setinggi sekitar 150 meter, lalu tergelincir lebih jauh hingga lebih dari 487 meter.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com