SURYA.CO.ID - Ali Musthofa, pemandu wisata (guide) yang membawa Juliana Marins mendaki Gunung Rinjani, akhirnya di-blacklist.
Sementara Ali tidak boleh mengantar pendaki ke Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, menjelaskan bahwa keputusan itu sebagai langkah tegas dalam menangani kasus tewasnya Juliana Marins yang terjatuh ke jurang sedalam 600 meter.
Selain itu, pihak TNGR akan mengecek lisensi atau sertifikasi Ali sebagai guide.
Yarman menyebut, hanya sekitar 300 dari 661 pemandu yang terdata memiliki lisensi sebagai pemandu pendakian di Gunung Rinjani.
Yarman juga mengusulkan agar pemberian lisensi pemandu dilakukan oleh Dinas Pariwisata NTB.
Di sisi lain, TNGR berencana mengubah branding tentang wisata Gunung Rinjani dari tracking ke mounteneering.
Sosok Ali Musthofa
Ali lahir di Sragen 13 Desember 2004 dan kini tinggal di Dusun Batu Koq, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.
Ali pindah ke Lombok Utara untuk mengikuti orang tuanya bekerja.
Di sana dia melanjutkan sekolah di SMKN 1 Bayan hingga lulus tahun 2022.
Ali selanjutnya mengikuti kursus bahasa Inggris di Kota Mataram pada tahun 2023.
Melansir dari situs pemberitaan brasil, Oglobo.com, Kamis (26/6/2025) Ali Musthofa membantah telah meninggalkan Juliana sebelum mengalami kecelakaan.
Ali Musthofa mengaku menyarankan Juliana untuk beristirahat sementara ia terus berjalan.
Dirinya dan Juliana sepakat menunggu sedikit lebih jauh di depan pendakian.
Ali Mustofha mengaku hanya unggul "tiga menit" dari Juliana dan kembali mencarinya saat merasa heran mengapa pendaki asal Brasil itu lama sekali tiba di titik pertemuan.
"Setelah sekitar 15 atau 30 menit, Juliana tidak muncul. Saya mencarinya di tempat peristirahatan terakhir, tetapi saya tidak dapat menemukannya. Saya katakan kepadanya bahwa saya akan menunggunya di depan. Saya menyuruhnya untuk beristirahat," terangnya.
"Saya menyadari (dia telah jatuh) ketika saya melihat cahaya senter di jurang sedalam sekitar 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta bantuan.
"Saya berusaha mati-matian untuk memberi tahu Juliana agar menunggu bantuan,"sambung Ali Musthofa.
Ali Musthofa mengatakan dia menelepon perusahaan tempat dia bekerja untuk melaporkan kecelakaan tersebut dan meminta mereka untuk meminta bantuan.
"Saya menelepon organisasi tempat saya bekerja, karena tidak mungkin membantu di kedalaman sekitar 150 meter tanpa peralatan keselamatan."
"Mereka memberikan informasi tentang jatuhnya Juliana kepada tim penyelamat dan, setelah tim mengetahui informasi tersebut, mereka bergegas membantu dan menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk penyelamatan," ucap Ali Musthofa.
Dituding Lalai
Sebelumnya, ayah Juliana Morins, Manoel Marins, menuding Ali Musthofa lalai dalam menjalankan tugas.
Ia dituding telah meninggalkan Juliana sendirian untuk merokok saat putrinya dalam kondisi kelelahan.
“Juliana bilang kepada pemandunya bahwa dia kelelahan, lalu si pemandu menyuruhnya duduk dan beristirahat. Kemudian, dia pamit merokok selama 5 sampai 10 menit."
"Untuk merokok! Ketika kembali, Juliana sudah tidak terlihat lagi,” ujar Manoel, dalam wawancara eksklusif dengan program Fantastico TV Globo yang tayang Minggu (29/6/2025)
Menurut Manoel, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 pagi.
Namun, pemandu baru kembali melihat keberadaan Juliana pada pukul 06.08, ketika ia merekam video korban dan mengirimkannya kepada atasannya.
Terpisah, Ali Musthofa mengaku sudah mengetahui komentar miring terhadap dirinya.
“Mereka berkomentar aja tapi tanpa tahu apa yang terjadi,” kata Ali saat dikonfirmasi, Rabu (2/7/2025).
Ali mengungkap sudah memberi penjelasan mengenai medan-medan pendakian Gunung Rinjani.
Juliana juga sudah menjalani medical cek up sebelum mendaki.
“Kita jemput di penginapan dan malam sebelum pendakian kita jelaskan rute di Rinjani,” tambahnya.
Usai melengkapi administrasi, guide bersama Juliana dan rombongan beserta dan porter berangkat ke Sembalu, pada Jumat (20/6/2025) pukul 07.00 Wita.
Selanjutnya melakukan registrasi di Resort Sembalun dan memulai pendakian melalui Kandang Sapi.
“Kita naiknya itu Jumat pagi,” tambahnya.
Saat mendaki, Juliana ditemani guide, porter, dan beberapa orang temannya.
“Ada tamu enam orang itu,” sambungnya.
Pada hari naas, Sabtu (21/6/2025), Juliana bersama rombongan dalam perjalanan menuju puncak.
“Sama sama juliana yang paling belakang,” akunya.
Ali mengetahui terjatuhnya Juliana dari sinar senter.
“Kejadiannya pada sabtu pagi, saya taruh tas dan mencari dia dan lihat posisi senter di tebing,” keluhnya.
Ali mengeluhkan komentar-komentar yang memojokkannya tanpa mengetahui cerita sebenarnya.
“Banyak yang gak tahu kronologinya dan asal angkat bicara, saya lihat komen-komen ada yang menyalahkan saya keluhnya lagi.
Atas kejadian ini, dirinya pun telah memenuhi panggilan polisi untuk memberikan keterangan.
“Sudah saya konfirmasi,” ujarnya.
Setelah empat hari pencarian, jenazah Juliana dievakuasi Rabu (25/6/2025) pagi dan tiba di posko SAR Gabungan di Resort Sembalun, pukul 20.41 Wita petang.
Klik di sini untuk untuk bergabung