TRIBUNNEWS.com - KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal itu dilaporkan membawa 12 awak kapal, 53 penumpang, serta 22 kendaraan termasuk 14 truk tronton.
Penyebab tenggelamnya KMP Tunu belum diketahui, namun diduga kuat karena dua hal.
Pertama, KMP Tunu diduga terbalik, lalu tenggelam, karena terhantam gelombang tinggi di Selat Bali.
Sebab, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang di Selat Bali saat kejadian antara 1,7 meter sampai 2,5 meter.
"Mungkin (penyebab tenggelam) dari ombak. Karena informasi dari BMKG, ombak antara 1,7 meter sampai 2,5 meter," jelas Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Tanjung Wangi, Ni Putu Cahyani, Kamis (3/7/2025), dilansir Surya.co.id.
Sementara itu, menurut informasi Pelabuhan Gilimanuk yang beredar luas melalui pesan WhatsApp, mengatakan KMP Tunu tenggela karena diduga mengalami kebocoran mesin.
Dugaan itu sempat terdengar di channel 17 pada pukul 23.16 WIB, sekitar 20 menit setelah KMP Tunu berangkat pukul 22.56 WIB.
"Pada pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal," bunyi informasi tersebut, dikutip dari Kompas.com.
Akibat diduga kebocoran mesin itu, KMP Tunu mengalami black out yang menyebabkan kapal terbalik, lalu tenggelam.
KMP Tunu diketahui sempat melakukan panggilan darurat sebelum tenggelam.
Hal itu dibenarkan oleh Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi.
Namun nahas, sesaat setelah melakukan panggilan darurat, KMP Tunu tenggelam dan dilaporkan hanyut ke arah selatan.
"Pukul 23.20 WIB kami mendapat info perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya (melakukan) panggilan distress (panggilan darurat)," kata Wahyu, Kamis.
"Pukul 23.25 WIB kapal tenggelam, terlihat dari petugas jaga syahbandar," imbuhnya.
Jumlah penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan, bertambah.
Terbaru, 18 penumpang termasuk awak kapal, ditemukan warga pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis pagi.
Sayang, empat di antaranya yang merupakan kru kantin KMP Tunu, tewas.
Mereka adalah Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (45).
Empat jenazah korban diketahui telah dibawa ke RSU Negara setelah ditemukan.
"Ada empat jenazah yang sudah tiba di RSU Negara," ujar Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Kamis, kepada Tribun-Bali.com.
Sementara itu, delapan korban selamat yang kondisinya stabil sudah dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk dan enam lainnya tengah dirawat di Puskesmas Banyubiru.
Sebelumnya, pada Kamis pagi pukul 05.14 WITA, empat korban selamat lainnya telah ditemukan.
Mereka adalah Saroji (47), Mansur (40), Romi Alga Hidayat, dan Sandi (44) yang merupakan awak kapal.
Keempatnya telah berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan.
"Saat ini empat penumpang selamat tersebut berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan," ujar Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang memimpin operasi SAR, Kamis.
Masih dilansir Tribun-Bali.com, berikut ini daftar manifes penumpang KMP Tunu:
(Pravitri Retno W, Surya.co.id/Aflahul Abidin, Tribun-Bali.com/I Made Prasetia Aryawan, Kompas.com/Fitri Anggiawati)