Ingin Anak Jadi Pemain Timnas Putri, Keluarga di Tangerang Harap PSSI Gelar Liga dan Turnamen Usia Dini
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Masyarakat terus berharap Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk segera menggulirkan Liga Putri Indonesia.
Liga putri yang berkelanjutan diharapkan bisa melahirkan bibit-bibit pemain muda di masa yang akan datang.
Satu di antaranya adalah Dodi (35), warga Binong, Tangerang, yang datang ke Stadion Indomilk Arena bersama istri dan anaknya untuk menyaksikan langsung laga Timnas Putri Indonesia.
Dodi hadir bersama istrinya, Bunga (31), dan putri kecil mereka, Chala (3,5). Ia sengaja mengajak anaknya nonton langsung pertandingan Timnas Putri dalam ajang Kualifikasi Piala Asia Putri 2026.
“Jadi pengen dukung timnas cewek, sekaligus ngajak anak ngerasain pengalaman nonton di stadion.
Dodi dan Bunga mengaku mendukung penuh apabila Chala kelak ingin menekuni sepak bola secara serius.
Kendati demikian, mereka juga menyadari saat ini jalur profesional bagi pesepak bola perempuan di Indonesia masih minim kompetisi berjenjang dan berkelanjutan.
Ia menyoroti belum bergulirnya Liga 1 Putri Indonesia yang terakhir kali digelar pada tahun 2019, di mana Persib Putri keluar sebagai juara.
Sejak itu, kompetisi tertinggi bagi pesepak bola wanita Indonesia belum berjalan lagi hingga 2025 ini, meski sudah beberapa kali diwacanakan akan dimulai kembali.
Beberapa waktu lalu, PSSI sempat menjanjikan Liga 1 Putri kembali digelar, namun tertunda karena faktor kesiapan klub peserta.
Selain liga, Dodi juga menyoroti pentingnya penyelenggaraan turnamen kelompok usia sebagai jalur pembinaan.
Ia berharap federasi segera menyiapkan kompetisi usia dini agar talenta-talenta muda perempuan bisa berkembang secara berjenjang.
“Jadi mungkin harapannya kedepannya liga bisa dijalankan. Terus juga mulai dari kelompok-kelompok umur juga mulai diadakan turnamen-turnamen. Sehingga proses developmentnya bener-bener terstruktur dengan baik," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, PSSI sempat menjanjikan Liga 1 Putri kembali digelar, namun tertunda karena faktor kesiapan klub peserta.
Selain liga, Dodi juga menyoroti pentingnya penyelenggaraan turnamen kelompok usia sebagai jalur pembinaan.
Ia berharap federasi segera menyiapkan kompetisi usia dini agar talenta-talenta muda perempuan bisa berkembang secara berjenjang.
“Jadi mungkin harapannya kedepannya liga bisa dijalankan. Terus juga mulai dari kelompok-kelompok umur juga mulai diadakan turnamen-turnamen. Sehingga proses developmentnya bener-bener terstruktur dengan baik," ujarnya.