TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Apabila berkunjung ke Wonogiri, Jawa Tengah, ada beberapa cemilan khas yang bisa dijadikan olej-oleh.

Salah satunya adalah geti wijen.

Geti wijen adalah camilan tradisional yang menawarkan perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas dari jahe yang berpadu dengan tekstur renyah namun sedikit lengket.

Hal itu menciptakan sensasi unik yang “digeget kroso ning ati” (digigit terasa di hati), seperti makna dari istilah “geti” dalam bahasa Jawa.

Sejarah dan Asal-Usul Geti

Geti sudah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat Wonogiri, namun baru mulai diproduksi secara massal sebagai industri rumahan sekitar tahun 1950-an.

Sejak saat itu, camilan ini mulai dipasarkan ke berbagai daerah di luar Wonogiri dan kini bisa ditemukan juga di beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Meski demikian, geti khas Wonogiri memiliki keunikan tersendiri, terutama dari bahan dasarnya.

Berbeda dengan versi geti dari daerah lain yang menggunakan kacang tanah, geti Wonogiri dibuat dari wijen sebagai bahan utama, dicampur dengan gula jawa dan jahe.

Biji wijen sering kali hanya digunakan sebagai taburan atau pelengkap dalam berbagai makanan, namun di Wonogiri, biji kecil ini justru diangkat menjadi tokoh utama.

Tak hanya lezat, biji wijen juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Wijen dikenal mengandung minyak nabati hingga 50 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan kacang kedelai yang hanya sekitar 20 persen.

Minyak wijen juga kaya akan Omega-6 dan protein, menjadikan geti sebagai camilan tradisional yang tak hanya enak, tapi juga sehat.

Geti vs. Enting-Enting

Sekilas, bentuk geti mirip dengan enting-enting, camilan tradisional lain yang juga menggunakan gula dan biji-bijian.

Namun, perbedaan utamanya terletak pada bahan dasar — enting-enting menggunakan kacang tanah, sementara geti khas Wonogiri menggunakan wijen.

Selain itu, takaran gulanya pun berbeda, menjadikan rasa geti cenderung lebih ringan namun tetap manis dan menggigit.

Jahe dalam campuran geti memberi aroma khas dan rasa hangat yang menyempurnakan citarasa camilan ini.

Cocok dinikmati bersama secangkir teh atau kopi hangat, geti menjadi teman ngemil yang pas di segala suasana.

Selain rasanya yang khas, geti juga memiliki keunggulan dalam daya tahan.

Tanpa bahan pengawet sekalipun, camilan ini bisa bertahan lama, menjadikannya pilihan tepat sebagai oleh-oleh atau bekal dalam perjalanan.

Harganya pun sangat terjangkau dan mudah ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Wonogiri.

(*)

Baca Lebih Lanjut
Mie Ayam Gerobak, Warisan Kuliner Sejak Abad ke-7 yang Masih Bertahan
Detik
Profil Hamdan ATT Penyanyi Dangdut Legendaris yang Meninggal Dunia, 2 Kali Terkena Stroke
Fitriadi
4 Perusahaan Ini dulu Sangat Terkenal, Kini Bangkrut di Indonesia
Detik
Resto Legendaris 61 Tahun Tutup Usai Dikunjungi Gordon Ramsay
Detik
Kuliner Legendaris Burger Buto Hadir untuk Masyarakat Kediri
Timesindonesia
Wakili Jateng di Tingkat Nasional, Mahasiswa UKSW Terpilih Jadi Duta Peduli Sejarah 2025
M Zainal Arifin
Akhirnya Terungkap Siapa Pemilik Pabrik Rokok Sampoerna: Raksasa Kretek Nasional, Berdiri Sejak 1913
Gryfid Talumedun
Riwayat Pamatan, Pompeii van Lombok yang Hilang karena Letusan Gunung Samalas pada Abad ke-13
Moh. Habib Asyhad
Spesial! Jeff Bezos Hadirkan Menu Bakery 150 Tahun ke Pernikahannya
Detik
Jennifer Coppen dan Justin Hubner Pesta Seafood Jimbaran, Lauknya Semeja!
Detik