Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung mengamankan total 17 anak terduga penyebar paku saat malam sah-sahan anggota baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), di Jalan Raya Pakel-Bandung, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (28/6/2025) malam.
Namun seluruhnya dikembalikan ke orang tua, karena semua masih di bawah 18 tahun, atau masih kategori anak-anak.
Menurut Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ryo Pradana, 17 terduga pelaku tebar paku ini bertindak spontan.
“Mereka tidak ada koordinatornya. Mereka ngumpul, terus semua sepakat untuk melakukan itu,” ungkap Ryo, Selasa (1/7/2025).
Para terduga pelaku ini tidak hanya dari Tulungagung, namun juga dari luar daerah.
Satu di antaranya perempuan, sementara 16 lainnya laki-laki.
Perbuatan ini dilandasi rasa iri karena massa PSHT bisa melakukan konvoi.
“Sebatas kenakalan remaja saja. Statusnya dalam pembinaan,” sambung Ryo.
Para terduga pelaku ini tidak ada yang dinaikkan statusnya menjadi tersangka.
Namun mereka masih dikenakan wajib lapor ke Polres Tulungagung sebagai bagian pembinaan.
Mereka dikembalikan ke keluarga dan lingkungan, untuk mendapat pembinaan.
“Tidak hanya orang tua, kami libatkan perangkat desanya, juga sekolahnya untuk melakukan pembinaan,” tegas Ryo.
Aksi tebar paku ini sebenarnya ditujukan untuk massa konvoi PSHT.
Ada sejumlah jalan yang ditebari paku, mulai di Kecamatan Pakel, Bandung dan Kecamatan Campurdarat.
Namun ternyata yang menjadi korban paku ini adalah masyarakat umum.
Banyak mobil yang harus menepi karena rodanya tertusuk paku yang bertebaran di badan jalan.
Sementara pemotor berjalan pelan untuk menghindari setiap paku yang tersebar di atas aspal jalan.
Para remaja ini sempat menjalani pemeriksaan di Unit Pidana Umum Satreskrim Polres Tulungagung.
Sementara pelaksanaan sah-sahan anggota baru PSHT relatif berjalan lancar.
Meski demikian, massa konvoi masih menjadi sumber keluhan warga karena sering masuk ke lajur berlawanan.
Konvoi diwarnai 3 insiden kecelakaan lalu lintas yang melibatkan massa penggembira.
Kecelakaan di Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol menewaskan seorang ibu.
Kecelakaan di Kecamatan Karangrejo melibatkan Mobil Toyota Agya dan peserta konvoi, membuat satu orang patah tangan.
Sementara di Desa/Kecamatan Boyolangu seorang peserta konvoi mengalami kecelakaan tunggal.
Sepeda motor yang dikendarainya menabrak pohon dan membuatnya serta orang yang diboncengnya luka ringan.