TRIBUNJATENG.COM - Juliana Marins mengalami beberapa luka di tubuhnya saat pertama kali ditemukan.
Hal itu diungkap oleh Agam Rinjani dalam podcast yang tayang di Youtube Deddy Corbuzier pada Selasa (1/7/2025).
Agam merupakan relawan yang turun dan menemukan jenazah Juliana Marins.
Pemilik nama asli Abdul Haris Agam itu mengatakan jika Juliana terjatuh 2 kali.
Hal tersebut membuat beberapa bagian badannya patah.
"Saya lihat si korban, di sini (kepala samping) retak. Tangannya patah, kaki, pinggul, patah-patah," ucap Agam.
Agam juga melihat banyak darah di titik terakhir jenazah Juliana ditemukan.
"Terus darah semua di bawah, mulai dari atas. Penasaran darimana dia jatuh, oh sepatunya di sana, berarti dari sana. Ku lihat ada kalungnya juga di sana, terus darah berceceran, bekas darah di batu-batu besar. Ngeri juga,"
"Itu 2 step (jatuhnya), jadi 190 ada teras di bawah, dia jatuh" tambah Agam.
Saat kejadian, Agam sedang berada di Jakarta.
Namun ia terus memantau berita tentang jatuhnya Juliana Marins.
Ia juga meminjam tali ke rekannya di Bandung dan membeli tali saat tiba di Mataram.
Agam dan tim SAR berhasil menemukan jenazah Juliana Marins pada Selasa (24/6/2025).
Namun jenazah wanita berusia 27 tahun itu bisa berhasil dievakuasi naik pada Rabu (25/6/2025).
Agam dan tim SAR harus menginap secara menggantung di tebing bersama jenazah Juliana agar tak jatuh lagi.
Dari hasil autopsi, Juliana meninggal dunia 12–24 jam sebelum otopsi dilakukan.
Luka lecet geser ditemukan bagian punggung, kepala, dan anggota gerak, yang menunjukkan tubuh Juliana tergeser dengan benda-benda tumpul selama jatuh.
Dokter Alit menambahkan,Juliana masih hidup setelah jatuh, tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat lantaran cedera serius.
“Kami tidak menemukan tanda-tanda korban meninggal dalam jangka waktu yang lama dari luka-lukanya,” kata dia.
“Diprediksi setelah luka-luka Juliana meninggal paling lama 20 menit. Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut,” imbuhnya.
Sebelumnya, Juliana Marins (26) adalah wisawatan asal Brazil yang mendaki Gunung Rinjani.
Juliana diketahui jatuh di sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) sekitar pukul 06.30 WITA.
Saat pertama kali jatuh, Juliana masih dalam kondisi hidup dan tertangkap drone oleh pendaki lain.
Tim SAR sempat menemukan posisi Juliana menggunakan drone thermal pada Senin (23/6/2025).
Evakuasi terhalang medan ekstrem dan cuaca buruk.
Dari keterangan Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, Juliana ditemukan dalam kondisi sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan pada Selasa (24/6/2025).
Titik lokasi tubuh Juliana berada pada kedalaman 600 meter.
(*)