KEK Industropolis Batang membukukan nilai investasi sebesar Rp 1,1 triliun menutup semester I tahun 2025. Angka tersebut diperoleh dari masuknya dua tenant strategis yang mendorong pertumbuhan ekspor industri manufaktur, yakni PT Simba Indosnack Makmur dan PT Jingxing Weiss Indonesia.

Masuknya kedua industri manufaktur itu ditandai oleh penandatangan Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) pada 30 Juni 2025.

Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan mengatakan, capaian tersebut menjadi bukti bahwa KEK Industropolis Batang telah bergerak dari fase pengembangan ke fase akselerasi. Kehadiran investor seperti Simba dan Jingxing tidak hanya menambah nilai investasi, tetapi juga mencerminkan kepercayaan terhadap masa depan kawasan ini sebagai pusat industri ekspor.

"Penutupan Semester I ini kami anggap sebagai penanda penting. Kehadiran dua tenant ekspor yang kuat seperti Simba dan Jingxing membawa warna baru bagi kawasan ini. Mereka datang bukan hanya membangun fasilitas, tetapi juga membawa visi jangka panjang, pendekatan kolaboratif, serta pemanfaatan potensi lokal dan regional secara menyeluruh," ungkap Ngurah dalam keterangan tertulis, Selasa (1/7/2025).

Untuk diketahui, PT Simba Indosnack Makmur adalah bagian dari Combiphar Group, yang lebih dari dua dekade menjadi pemain utama di industri makanan dan camilan di Indonesia. Perusahaan akan membangun pabrik ekspor pertamanya dengan nilai investasi Rp 300 miliar di atas lahan 3,6 hektar, yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar Australia dan Arab Saudi. Fasilitas ini diperkirakan menyerap sekitar 250 tenaga kerja lokal.

"Fasilitas ini tidak hanya menopang ekspor, tetapi juga menciptakan dampak sosial melalui kolaborasi dengan usaha lokal," ujar Direktur Utama Simba Indosnack Makmur, Lim Soeyantho.

Sementara PT Jingxing Weiss Indonesia merupakan bagian dari Shanghai Jingxing Storage Equipment Engineering Co Ltd, perusahaan teknologi tinggi berbasis di Shanghai yang berdiri sejak 1989. Jingxing Weiss Indonesia berinvestasi di KEK Industropolis Batang sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun untuk membangun pabrik seluas 6,8 hektar, yang akan menyasar pasar ekspor di Asia Timur dan Pasifik, serta menyerap sekitar 100 tenaga kerja.

"Investasi ini merupakan langkah awal dalam membangun fasilitas produksi yang mendukung rantai pasok regional dan memperkuat positioning kami di pasar global," tutur Direktur Jingxing Weiss Indonesia Vincent Christopher Mergonoto.

Baca Lebih Lanjut
Danantara Buka Peluang Investasi di Proyek Ekosistem Baterai Listrik RI-China
KumparanBISNIS
Gubernur Khofifah Salurkan Rp 19,8 Miliar BLT untuk 15.000 Buruh Pabrik Rokok di JatimĀ 
Samsul Arifin
BYD Pangkas Produksi di China, Ini Alasannya
KumparanOTO
Raup Pendapatan Rp 15 T, Bos Krakatau Steel Yakin Danantara Bisa Bawa Hoki
Detik
KUR BRI 2025, Tabel Angsuran Rp 5 Juta, Rp 30 Juta hingga Rp 500 Juta: Update Senin 30 Juni
Puspita Dewi
Emiten Sandiaga Uno Tebar Dividen Rp 200 M
Detik
Ekonomi ketinggian rendah berkembang pesat di Guangdong, China selatan
Antaranews
Tabel Hitungan dan Simulasi Kredit KUR BPD Bali Juni 2025, Plafon Pinjaman Mulai dari Rp 1 Juta
Ngurah Adi Kusuma
5 Bulan Mengaspal di RI, Pesanan Mobil Listrik Geely EX5 Tembus 1.000 SPK
Detik
Danantara Suntik Garuda Modal Rp 6,6 T
Detik