TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pendaftaran murid baru secara daring bagi jenjang SD di Kota Semarang telah berakhir pada 14 Juni 2025 lalu. Namun, jumlah pendaftar tercatat belum memenuhi kuota yang ditetapkan.
Dinas Pendidikan Kota Semarang mencatat, pada proses SPMB menerima sebanyak 12.925 pendaftar. Angka itu belum mencapai jumlah daya tampung yang sebesar 14.476.
Artinya, masih terdapat sebanyak 1.551 kursi yang belum terisi.
Disdik mencatat, ada sebanyak 36 SD yang masih memiliki bangku kosong.
Menanggapi kondisi tersebut, Dinas Pendidikan Kota Semarang berencana membuka kembali pendaftaran murid baru melalui SPMB Gelombang Kedua pada awal Juli 2025.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto menyebut, proses pembukaan gelombang kedua ini sedang dalam tahap finalisasi aturan teknis dan perubahan kebijakan.
"SPMB SD gelombang kedua ini sedang kami rumuskan, perubahan Peraturan Wali Kota (Perwal) dan perubahan Petunjuk Teknis (Juknis). Nanti akan kami adakan minggu pertama bulan Juli. Ini rampung dulu, dalam dua hari kita sosialisasikan,” ujarnya, Senin (30/6/2025).
Dia menyebutkan, salah satu penyesuaian yang akan diusulkan dalam gelombang kedua adalah kebijakan untuk mengakomodasi anak-anak "boro", yakni anak-anak dari luar kota yang berdomisili di Semarang namun tidak memiliki identitas kependudukan Kota Semarang.
"Perubahannya nanti salah satunya akan mengusulkan untuk mengakomodir anak-anak yang boro. Kalau kemarin SPMB yang kita lakukan memang berdasarkan dari Permendikdasmen 2025. Kita (Semarang) banyak (kursi) yang kosong," jelas Bambang.
Ia mengakui bahwa salah satu penyebab banyaknya kursi kosong di sekolah dasar negeri adalah karena dalam kebijakan yang ada, belum bisa menampung anak-anak yang boro.
Ia menambahkan, pada tahun sebelumnya yakni 2024, aturan masih memungkinkan anak-anak luar daerah bisa bersekolah di Semarang.
"Gelombang kedua ini sesuai petunjuk Bu Wali, kami akan konsultasikan dengan Kementerian, nanti harapan kita SPMB gelombang kedua ini bisa menampung anak-anak yang boro," ungkapnya.
Dalam skema baru nanti, lanjutnya, diharapkan bisa mengurangi kekosongan secara signifikan.
“Walaupun tidak ber-KTP Semarang, namun kalau domisili di Semarang, harusnya bisa sekolah di sini,” kata Bambang.
Sementara itu, dia juga menambahkan, meski dilakukan sebagai tambahan dari gelombang pertama, seluruh proses pendaftaran SPMB SD Gelombang Kedua akan tetap menggunakan sistem daring seperti sebelumnya.
Hal ini dilakukan untuk menjamin keterbukaan data, efisiensi verifikasi, serta pemerataan informasi bagi masyarakat.
"Pendaftaran tetap online, karena yang pertama online, ya yang kedua juga online," jelasnya. (idy)