TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang tak kenal dengan Rumah Sakit Hermina?
Nama ini sudah begitu lekat di telinga masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang pernah menjalani layanan kesehatan di kota-kota besar.
RS Hermina merupakan salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di Tanah Air, dengan cabang yang tersebar luas dari Jakarta hingga berbagai daerah di luar Pulau Jawa.
Jaringan rumah sakit ini dikelola oleh PT Medikaloka Hermina Tbk, perusahaan layanan kesehatan yang kini tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Awalnya, Hermina hanya fokus pada layanan kesehatan ibu dan anak, namun seiring waktu, rumah sakit ini berkembang menjadi rumah sakit umum yang melayani berbagai bidang spesialisasi medis.
Perjalanan panjang RS Hermina dimulai pada tahun 1967, ketika didirikan sebagai rumah bersalin kecil bernama Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Meski berawal dari fasilitas sederhana, rumah sakit ini perlahan berkembang karena komitmennya terhadap pelayanan berkualitas dan pendekatan yang ramah pasien.
Nama “Hermina” diambil untuk menghormati Ny. Hermina Sulaiman, seorang tokoh perempuan yang dikenal sebagai penggerak kegiatan sosial, khususnya di bidang kesehatan dan kesejahteraan perempuan.
Semangatnya untuk membantu sesama menjadi fondasi nilai yang terus dipegang teguh oleh seluruh jaringan RS Hermina hingga kini.
Dengan pengalaman lebih dari lima dekade, RS Hermina telah menjelma menjadi institusi kesehatan terpercaya yang terus memperluas jangkauannya dan memperkuat peran dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
Kini Hermina menjelma menjadi salah satu jaringan rumah sakit besar nasional.
Per 2024, menurut situs resminya, Hermina saat ini sudah mengoperasikan 52 rumah sakit yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia, dengan total kapasitas tempat tidur sebanyak 7.613 unit.
Rumah Sakit Hermina adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2018.
Saat IPO, para pemilik Rumah Sakit Hermina sepakat melepas 11 persen sahamnya ke investor publik.
Kini total saham masyarakat di perusahaan dengan kode emiten HEAL ini mencapai 58,52 persen.
Tercatat beberapa pemilik RS Hermina lama masih menggenggam saham perusahaan.
Dilansir dari data perusahaan tercatat di BEI, ada 6 sosok pemilik Rumah Sakit Hermina dengan kepemilikan saham cukup dominan.
Paling besar adalah Yulisar Khiat dengan persentase saham 12,78 persen.
Yulisar Khiat juga tercatat sebagai direksi perseroan.
Sosok pemilik RS Hermina lainnya adalah Hasmoro (4,78 persen), Binsar Parasian Simorangkir (5,34 persen), Lydia Immanuel (5,56 persen), dan Meijani Wibowo (2,15 persen).
Para pemegang saham individu dengan kepemilikan dominan ini juga ikut menjadi pengendali perusahaan. Misalnya Hasmoro dan Binsar Parasian Simorangkiryang juga menjabat direksi. Sementara Meijani Wibowo menjabat sebagai komisaris.
Yang menarik, PT Astra International Tbk juga menjadi salah satu pemilik RS Hermina dengan persentase saham 7,23 persen. Bahkan yang terbaru, raksasa rokok Grup Djarum ikut masuk menjadi investor di Hermina pada Juni 2025.
Mengutip KONTAN, konglomerasi Hartono Bersaudara ini 559.185.300 lembar saham atau setara dengan 3,63 persen saham PT Medikaloka Hermina Tbk. Nilai transaksinya mencapai Rp 1,05 triliun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
-
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini