TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah pilu bocah perempuan bernama Kirana yang mengalami lumpuh layu diasuh warga Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Kirana kini berusia dua tahun 10 bulan. Ibunya menghilang, sedangkan ayahnya tidak jelas.

Ibu kandung Kirana sudah lama tak menjenguk buah hatinya tanpa ada kabar dan penjelasan.

Lurah Susukan, Andri P Maila menjelaskan keberadaan ibu kandung Kirana.

Saat ini, Kirana dirawat oleh pengasuhnya bernama Sumarni dan sudah dianggap seperti anak sendiri.

Andri tidak mengetahui nama ibu kandung Kirana karena bukan warga Kelurahan Susukan, tapi tinggal di kawasan Cijantung, Jakarta Timur.

Anak itu saat ini tinggal di RT 05/07 Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

"Yang lebih menarik lagi, anak itu sebenarnya orangtuanya ada, cuma kayak dibiarin. Kayak dibuang gitu," tegas Andri.

BANTUAN SOSIAL - Kirana saat pakai sepatu Avo untuk terapi saraf kaki agar bisa berjalan. Kirana saat ini usianya hampir 3 tahun dan mengalami tulang layu kaki, Minggu (29/6/2025).
BANTUAN SOSIAL - Kirana saat pakai sepatu Avo untuk terapi saraf kaki agar bisa berjalan. Kirana saat ini usianya hampir 3 tahun dan mengalami tulang layu kaki, Minggu (29/6/2025). (warta kota/munir)

Andri sempat mendapatkan penjelasan dari orangtua asuh, bahwa ibu kandung Kirana adalah pekerja malam. Sehingga, ayah kandungnya tidak diketahui secara pasti siapa.

"Kebetulan waktu itu minta tolong diasuh gitu, istilahnya pengasuhnya dulu. Terus lama-lama sama ibunya ditinggal, gitu," kata Andri dikutip dari WartaKota, Minggu (29/6/2025).

Pengasuh yang sudah terlanjur sayang dengan Kirana, akhirnya sampai detik ini tetap merawat seperti anak sendiri dengan penuh kasih sayang.

Keluarga pengasuh Kirana merasa senang karena mendapat bantuan sepatu untuk terapi bocah tersebut agar bisa sembuh.

Andri menambahkan, ketika diberi sepatu dan dipakai, kaki Kirana terangsang untuk berdiri dan kepalanya tegak. 

"Karena kebiasaan ditidurin, karena itu, nah tapi kemarin pas lagi dipasang sepatu AVO itu ada perubahan, jadi ketika kakinya dilurusin, kan tadinya lagi bengkok, nekuk tuh, ketika kakinya dilurusin kepalanya jadi tegak, gitu loh," katanya. 

"Jadi entah ada saraf apa di kakinya yang bisa, jadi kepalanya tegak gitu, makanya kan langsung perubahannya lumayan signifikan, gitu," sambung Andri.

Andri tak mengatahui secara pasti sampai kapan terapi tersebut harus dijalani hingga bisa membuat Kirana sembuh dari penyakitnya.

Ia menilai, ibu pengasuh Kirana rutin memberikan terapi bahkan datang ke sejumlah tempat pengobatan demi kesembuhan anak tersebut.

"Kirana tetap masuk jadi pantauan kami, rutin kami monitor. Jadi dia rutin juga ke rumah sakit gitu, yang penting kan ada inisiatif untuk ke rumah sakit, kadang-kadang kan banyak juga yang enggak mau ke rumah sakit atau malu lah, Tapi ini sih alhamdulillah dari si ibu yang ngerawat ngasuh ini, mau, gitu," katanya.

Terkait Kirana, Andri menuturkan pihaknya secara rutin melakukan penyisiran terhadap anak-anak stunting maupun butuh pengobatan karena memiliki penyakit bawaan sejak lahir.

Kirana memiliki penyakit bawaan lahir yaitu tulang layu dan butuh pengobatan rutin.

Andri P Maila menerangkan, anak tersebut awalnya memiliki penyakit TBC dan kemudian dilakukan intervensi oleh pihaknya sampai sembuh.

Setelah sembuh, ternyata bocah malang itu memiliki penyakit tulang punggung layu, sehingga sampai saat ini belum bisa berjalan seperti anak-anak pada umumnya.

"Bukan sakit polio. Jadi tulang punggungnya itu lemes," kata Andri. 

"Seiring waktu, waktu pertama kita data itu dia usianya masih 9 bulan, sekarang usianya sudah 2 tahun 10 bulan, kami sudah monitor, sudah dijangkan," imbuhnya.

Menurut Andri, bocah tersebut saat ini sedang dilakukan terapi agar kakinya tidak terus menekuk dengan sepatu khusus yang telah diberikan.

Namanya sepatu Avo, khusus terapi bagi kaki yang sulit berjalan agar sarafnya kembali berfungsi dan normal.

"Nah, emang sekarang karena dia kemarin kebutuhannya kan kakinya itu nekuk karena lumpuh layu, karena ada saraf dan mungkin ada kelainan di sarafnya, sebenarnya sih mudah-mudahan bisa sembuh," jelasnya.

Proses pembuatan sepatu Avo dilakukan setelah pihak kelurahan bersurat ke Bazanas Bazis Jakarta Timur. 

Setelah disetujui, Kirana pun diajak ke lokasi pembuatan sepatu khusus itu untuk mengukur kakinya agar melekat saat digunakan.

Proses pengajuan bantuan ke Baznas Bazis, kata Andri, diproses sangat cepat. 

Namun, pembuatan sepatu Avo membutuhkan waktu sekitar dua minggu.

"Harus dicetak ke anaknya, dibawa. Kemarin kami fasilitasi, kami antar ke sana, gitu kan. Pokoknya emang anak spesial lah, jadi penanganannya harus spesial juga, terangnya. (WartakotaLive)

Baca Lebih Lanjut
Kisah Kematian 2 Orang di Ciracas Ini Bikin Heboh, Tak Diketahui Warga dan Jasad Satunya Mengering
Nur Indah Farrah Audina
Anita Hartono Kembali Jumpa dengan Aqueena, Anak 2 Tahun yang Viral Temani Ayahnya 'Ngojol' di Jakut
Satrio Sarwo Trengginas
Curiga Bau Bangkai Tikus, Anak Temukan Ayahnya Tewas di Kamar Rumah di Ciracas Jaktim
Nur Indah Farrah Audina
Kronologi Pemuda Bekasi Pukuli Ibu Kandung Sampai Tersungkur, Terkuak Motif Pelaku yang Bikin Emosi!
Widy Hastuti Chasanah
Tangis Palsu, Perempuan 45 Tahun Ini Modus Melayat Demi Curi Perhiasan Puluhan Juta di Ciracas
Ferdinand Waskita Suryacahya
Viral Bocah Korban Ular Kejang-Kejang Usai Rawat Jalan, RSUD Kajen Buka Suara
Detik
Dipukuli hingga Tersungkur, Ibu di Bekasi Minta Anaknya Tetap Diproses Hukum: Hati Saya Terluka
Satrio Sarwo Trengginas
Awal Mula Bocah Kelas 5 SD di Kediri Derita Diabetes, Suntik Insulin 4 Kali Sehari, Anak Buruh Tani
Ficca Ayu Saraswaty
Usai 2 Kali Operasi, Bocah Penuh Luka di Jaksel Jalani Pemulihan Psikis
Detik
Anak 11 Tahun di Banyuwangi Meninggal di Tangan Ayah Sambung
Timesindonesia