Belakangan, Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perbincangan publik. Ini karena insiden terjatuhnya Juliana Marins, pendaki asal Brasil. Marins meninggal 20 menit usai terperosok ke dalam jurang.
Hal itu diungkap oleh Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik dari RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar. Menurutnya, perempuan 27 tahun tersebut mengalami luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuh.
"Perkiraan 20 menit," ujarnya terkait perkiraan lamanya korban bertahan hidup, seperti dikutip dari detikBali, Jumat (27/6/2025).
Jauh sebelum insiden yang dialami Marins, Paul Farrel, pendaki asal Irlandia juga sempat terperosok di jurang gunung dengan ketinggian 3.762 mdpl ini. Paul terjatuh pada Oktober 2024 silam.
"Tanah di sana (Gunung Rinjani) berbeda, tempat yang membuat Anda seolah melangkah maju satu langkah dan mundur dua langkah.
Paul mengaku dirinya harus melakukan apa saja untuk bertahan hidup usai terjatuh di jurang. Termasuk bersembunyi di bawah batu besar di kedalaman sekitar 200 meter.
"Meski begitu, aku tidak aman. Di tempat itu, kau bisa terpeleset kapan saja," katanya.
"Itu jelas sangat menakutkan. Saya berdoa kepada Tuhan agar saya bisa keluar dari sana dalam keadaan hidup, atau hanya dengan beberapa tulang yang patah," sambungnya.
Beruntung, setelah sekitar lima jam tim penyelamat berhasil menemukan lokasinya. Paul mengaku sangat lega ketika benar-benar bisa keluar dari jurang tersebut.
"Saya menyukai adrenalin dan olahraga ekstrem, tetapi situasi ini sudah sangat mendekati batas," katanya.
Medan pendakian Gunung Rinjani memang bisa dikatakan tidak ramah untuk para pemula, sehingga dibutuhkan fisik kuat dan tetap fokus selama mendaki. Menurut Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) area puncak gunung itu terbilang rawan karena berpasir dengan kanan kiri adalah jurang.
"Saya menyukai adrenalin dan olahraga ekstrem, tetapi situasi ini sudah sangat mendekati batas," katanya.
Medan pendakian Gunung Rinjani memang bisa dikatakan tidak ramah untuk para pemula, sehingga dibutuhkan fisik kuat dan tetap fokus selama mendaki. Menurut Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) area puncak gunung itu terbilang rawan karena berpasir dengan kanan kiri adalah jurang.