Laporan Wartawan TribunSolo.com Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Karanganyar masih belum memenuhi kuota daya tampung siswa pasca berakhirnya proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Setiap rombongan belajar (rombel) di SDN idealnya menampung 28 siswa.
Namun, kenyataannya, beberapa sekolah hanya menerima siswa dalam jumlah yang jauh di bawah angka tersebut.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, Eny Dwi Suryani, mengungkapkan ada beberapa penyebab rendahnya minat masyarakat menyekolahkan anaknya di SD negeri.
“Salah satunya karena banyaknya pilihan sekolah swasta yang dinilai lebih baik. Itu menjadi pertimbangan utama orang tua saat memilih sekolah untuk anaknya,” ujar Eny kepada TribunSolo.com, Jumat (27/6/2025).
Tak hanya faktor preferensi sekolah, Eny juga menyoroti persoalan demografis yang turut memengaruhi daya tampung siswa.
“Jumlah bibit anak di suatu wilayah juga sangat menentukan. Jika memang dari awal jumlah anak usia masuk SD sedikit, otomatis siswa yang masuk juga sedikit,” jelasnya.
Meski demikian, pihak Disdikbud tetap berkomitmen untuk meningkatkan kualitas SD negeri agar tetap kompetitif dan diminati masyarakat.
“Setiap tahun kami berupaya meningkatkan mutu pendidikan di SD negeri, meskipun tantangan terus ada,” tutup Eny.
Tidak hanya sekolah tingkat menengah pertama, sejumlah SDN di Kabupaten Karanganyar juga mengalami kesulitan dalam menjaring siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.
Ditemukan fakta bahwa sejumlah SD Negeri hanya mampu menerima siswa dalam jumlah sangat minim.
Bahkan ada yang hanya memperoleh kurang dari 10 anak.
(*)