SURYA.CO.ID - Inilah rekam jejak Tyo Survival, salah seorang anggota tim SAR gabungan yang ikut mengevakuasi jenazah Juliana Marins (26) usai terjatuh Gunung Rinjani.
Pendaki asal Brasil itu dilaporkan jatuh ke jurang sedalam 600 meter di kawasan Cemara Nunggal, Punggungan Rinjani, pada Sabtu pagi (21/6/2025).
Tim SAR gabungan menemukan jenazah Juliana Maris atau Juliana De Souza Pereira Marins empar hari kemudian, dan berhasil mengevakuasinya pada Rabu (25/5/2025).
Proses evakuaski cukup menantang, karena Tim SAR gabungan harus bergelut dengan medan ekstrem dan cuaca buruk.
Keberhasilan evakuasi Juliana Marins dari jurang sedalam 600 meter adalah berkat kerja keras para tim SAR gabungan, termaduk Tyo Sulvival.
Lantas, bagaimana rekam jejak Tyo Survival?
Herna Hadi Prasetyo, yang lebih dikenal dengan nama Tyo Survival atau Tyo Jejak Petualang, merupakan sosok yang lekat dengan dunia petualangan alam.
Mengutip laman resmi Universitas Pakuan, Tyo dikenal sebagai seorang outdoor enthusiast, pembawa acara program Jejak Petualang Survival, serta konten kreator yang aktif di platform YouTube.
Tak hanya tampil di layar kaca, Tyo juga berkiprah di balik layar sebagai art director, sekaligus menjadi pemandu pendakian di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Kecintaannya terhadap alam mengantarkannya pada berbagai kolaborasi bersama tokoh-tokoh petualangan ternama seperti Medina Kamil dan Panji Petualang.
Melalui akun media sosialnya, Tyo kerap membagikan dokumentasi perjalanannya menaklukkan puncak-puncak gunung di Indonesia.
Beberapa gunung yang pernah ia daki dan abadikan dalam konten adalah Gunung Sumbing, Gunung Prau, hingga Gunung Rinjani, yang menjadi salah satu basis aktivitasnya sebagai pemandu profesional.
Upaya Evakuasi Jenazah Juliana
Cerita upayanya mengevakuasi jenazah Juliana diunggah di akun instagramnya @tyo_survival.
Dirinya melakukannya bersama dengan tim lainnya, termasuk Agam Rinjani.
Tyo Survival juga memperlihatkan upaya dirinya bersama tim saat menarik korban dari tebing bawah dan dari punggungan cemara nunggal.
Dalam proses tersebut Tyo sampai harus menginap di tebing pegunungan, dengan medan vertikal.
Dirinya bahkan menginap bersama dengan jenazah Juliana.
Mereka bermalam dengan cara mendirikan flying camp, lantaran tidak ada bidang datar di lokasi tersebut.
"Setelah memastikan kondisi korban telah meninggal kami gabungan team relawan menjaga korban dan bermalam di tebing vertical yang curam dan kondisi bebatuan yang labil berjarak 3 meter dari korban, sambil menunggu team yang lain untuk mengangkat korban dari atas,"ujarnya dalam caption unggahan instagramnya.
Dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (26/6/2025), dirinya mengatakan, lokasi yang berpasir dan banyaknya batu yang jatuh menjadi salah satu tantangan yang dihadapi tim SAR dalam proses evakuasi.
"Perjuangannya sangat luar biasa, di situ banyak batu-batu menimpa, untuk itu kita bawa peralatan safety (keselamatan, red) seperti helm," katanya.
"Untuk bagian atas banyak pasir dan batu lepasan, kalau tidak hati-hati bisa mengancam keselamatan teman-teman evakuasi. Kita harus selalu menjaga, ngasih tahu kalau ada batu jatuh dan segala macam, kayak gitu kita langsung menghindar," imbuhnya.
Dipuji Warganet Brasil
Aksi Tyo Survival, Agam Rinjani dan tim gabungan lainnya mendapat pujian dari warganet, termasuk dari Brasil.
Banyak warganet Brasil yang memberikan pujian dari Tyo.
"Que Deus abençoe vocês sempre (emoji bendera Brasil) (semoga Tuhan memberkahimu)," ujar salah seorang warganet Brasil di kolom komentar instagram Tyo.
"Obrigado amigos, Deus abençoe vocês! (terimakasih teman, Tuhan memberkahimu)," lanjut warganet lainnya.