Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNSUMSEL.COM, LOMBOK TIMUR - Samsul Padli, salah satu tim SAR mengungkap perjuangan bagaimana proses pengangkatan jenazah Juliana Marins (27), pendaki asal Brasil yang tewas di Gunung Rinjani.
Samsul Padli adalah salah satu orang yang ikut mengangkat jenazah sang pendaki.
Tim SAR gabungan berjibaku dengan medan ekstrim dan sempat dilanda hujan.
Ia menuturkan, saat mengangkat dan menarik jenazah korban, ia harus ekstra hati-hati dan membutuhkan waktu berjam-jam.
“Kalau ditarik ada longsoran pasir, ada batu juga.
Dia melanjutkan, sebelum dievakuasi dan ditarik ke atas, ia sempat bermalam menemani jenazah di kedalaman 600 meter.
“Kami berempat yang menginap, ada dari Basarnas juga,” sambugnya.
Samsul mengakui, bahwa ia terpaksa bermalam dengan korban, karena kondisi malam saat ia sampai ke lokasi titik jatuhnya korban.
“Turun sampai sana malam, mau tidak mau harus kita tunggu,” kata korlap SAR Lombok Timur ini.
Dia menyampaikan, medan penyelamatan di Rinjani tidak mudah, sebab kontur tanah dan banyaknya bebatuan, dan berpasir.
“Itu berat naikin jenazah,” akunya.
Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Juliana (27) ke Resort Sembalun, Rabu (25/6/2025) malam.
Pantauan TribunLombok.com, jenazah tiba di posko SAR Gabungan di Resort Sembalun pukul 20.41 Wita dan selanjutnya diberangkatkan menuju RS Bhayangkara, Mataram.
Pantauan TribunLombok.com, jenazah tiba di posko SAR Gabungan di Resort Sembalun pukul 20.41 Wita dan selanjutnya diberangkatkan menuju RS Bhayangkara, Mataram.