Kasus penyiksaan terhadap seorang asisten rumah tangga (ART) asal Loli, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggegerkan Kota Batam. Korban bernama Intan diduga mengalami kekerasan fisik dan psikis oleh majikannya di sebuah rumah mewah kawasan Perumahan Elite Sukajadi, Blok 10 No. 40, Batam.

Namun yang paling mengejutkan, pengungkapan kasus keji ini bermula dari laporan masyarakat, bukan dari aparat. Tim Flobamora Batam, komunitas warga NTT di Batam, menjadi pihak pertama yang mendapat informasi dan nekat turun langsung ke lokasi kejadian.

"Kami dapat laporan, dan tanpa pikir panjang kami langsung ke rumah majikan pada Minggu (22/6/2025). Saat itu korban masih ada di dalam, dalam keadaan lemah dan penuh luka,” ujar salah satu anggota Tim Flobamora.

Sesampainya di lokasi, tim mendapati kondisi Intan sangat memprihatinkan. Majikan laki-laki diketahui langsung kabur begitu mengetahui kedatangan tim, sementara majikan perempuan dan ART lain yang juga diduga pelaku masih berada di rumah.

Informasi awal menyebutkan, korban mengalami penyiksaan brutal yang dilakukan oleh majikannya yang hanya dikenal dengan sebutan "Ibu Ros". T

ragisnya, Intan juga diduga disakiti oleh teman kerjanya sendiri, sesama ART, yang ikut melakukan kekerasan atas perintah majikan.

Setelah itu, Persekutuan Komunitas NTT (PK NTT) Batam langsung bergerak cepat. Koordinator Bidang Hukum PK NTT, Balawanga, membenarkan bahwa pihaknya menerima laporan langsung dari Ketua Keluarga Sumba, Pak Yulius, sekitar pukul 11.30 WIB.

“Saya langsung koordinasi dengan Kapolsek Batam Kota dan Polresta Barelang. Tak lama, tim kepolisian turun ke lokasi dan membawa korban ke rumah sakit untuk visum,” terang Balawanga, Senin (23/6/2025).

Ia menambahkan, hingga malam harinya keluarga korban masih berada di Polresta Barelang untuk membuat laporan resmi.

"Saya koordinasi langsung dengan Bapak Kapolres. Beliau memastikan majikan sudah diamankan dan tengah diperiksa intensif. Kami akan terus kawal proses hukum sampai tuntas," tegas Balawanga.

Hingga kini, kondisi Intan masih dalam perawatan intensif di rumah sakit. Luka-luka di tubuhnya tengah ditangani tim medis, dan ia direncanakan akan mendapatkan pendampingan psikologis untuk mengatasi trauma mendalam yang dialaminya.

Komunitas NTT di Batam menegaskan akan memberikan bantuan hukum, moril, dan pengawalan penuh terhadap kasus ini, sebagai bentuk solidaritas dan upaya melawan segala bentuk kekerasan terhadap pekerja rumah tangga.

“Kita semua terluka atas kejadian ini. Tapi ini juga momen untuk menegaskan: tidak boleh ada lagi kekerasan terhadap pekerja dari daerah-daerah rentan. Keadilan untuk Intan harus ditegakkan,” pungkas Balawanga.(*)

Baca Lebih Lanjut
Wajah Tanpa Penyesalan Majikan Penyiksa ART di Batam, Tetap Dingin di Hadapan Sorotan Kamera
Eko Setiawan
Penampakan Rumah Tempat Kerja ART di Batam Asal NTT Korban Penganiayaan oleh Majikan
Septyan Mulia Rohman
Suami Majikan yang Paksa ART Makan Kotoran Anjing Disebut Ahli Hukum, Begini Penjelasan Polisi
Eko Setiawan
BREAKINGNEWS, Kasus Penganiayaan ART di Batam, Polresta Barelang Tangkap Satu Orang Terduga Pelaku
Mairi Nandarson
Fakta Lain Intan ART Dipaksa Makan Kotoran Anjing, Tak Digaji Setahun
Galih permadi
Polisi Ungkap Cerita Pilu Pasutri Asal Batam Bawa Kabur Anak Asuh Hingga Ditangkap di Aceh
Septyan Mulia Rohman
Tana Group Hadirkan Kawasan Komersil Ikonik di Bengkong Batam dengan Konsep Tak Biasa
Dewi Haryati
Lansia Korban Kecelakaan di Batam Viral di Medsos Meninggal Dunia di RSUD Embung Fatimah
Septyan Mulia Rohman
Kecelakaan Maut di Batam, Serpihan Kendaraan Masih Berserak di TKP Jalan Trans Barelang
Dewi Haryati
PT National Assembler dan MSM Serahkan Bantuan Truck Praktik Kepada SMKN 2 Waingapu di Sumba Timur
Timesindonesia