TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Petani di Dusun Krajan, Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal mengambil langkah berani dengan menggunakan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia.
Langkah itu diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, yang selama ini banyak digunakan petani.
Penggunaan pupuk ini dinilai dapat memberikan nutrisi penting bagi tanaman padi dan membantu meningkatkan kesuburan tanah.
Adapun waktu pemberian pupuk dilakukan sebelum pengolahan tanah, dengan cara disebar merata di permukaan lahan dan kemudian dibajak.
Salah satu petani, Sobirin mengaku pada awal penggunaan pupuk organik, dirinya sempat mengalami penurunan hasil panen hingga 60 persen.
Ia menduga, hasil yang tak maksimal itu dipengaruhi adanya peralihan dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik.
"Panen di sawah seluas 400 meter persegi, itu awalnya hasilnya turun jauh pas pertama pakai pupuk organik," kata Sobirin, Minggu (22/6/2025).
Tak patah arang, Sobirin kemudian mencoba peruntungan kedua dengan tetap menggunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman padi di sawah miliknya.
Hasilnya pun menjadi lebih baik, dan meningkat dibanding hasil panen sebelumnya.
"Panen kedua alhamdulillah meningkat, insyaallah akan tetap pakai pupuk organik," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, penggunaan pupuk organik bisa mengembalikan dan meningkatkan kesuburan tanah.
Dikatakannya, tanah yang sering terkontaminasi pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan bisa berimbas pada hasil panen.
"Pupuk kimia dan pestisida itu luar biasa banyak, dan itu dampaknya sekarang baru dirasakan, kesuburan tanah itu banyak berkurang," terangnya.
Pandu pun telah mendorong petani agar lebih menggunakan pupuk organik, yang lebih ramah lingkungan untuk perbaikan struktur tanah yang kurang subur.
"Kami akan terus mengenalkan pertanian pola organik yang lebih ramah lingkungan, terutama untuk perbaikan struktur tanah yang terlanjur rusak," jelasnya.
Penggunaan pupuk organik ini pun diapresiasi oleh Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari. Menurutnya, keberanian kelompok tani di Desa Sojomerto merupakan bentuk kepedulian untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
"Peralihan dari pertanian konvensional ke pertanian organik ini tentunya ramah lingkungan," ujar bupati yang akrab disapa Tika.
Tika berharap, keberhasilan sistem ini dapat ditularkan ke petani-petani lain agar dampaknya lebih luas.
"Ini bisa menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya di Kabupaten Kendal. Sistem ini sangat baik karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan,"
"Terutama pada lahan persawahan yang selama ini banyak terpapar bahan kimia." tandasnya. (ags)
Tika berharap, keberhasilan sistem ini dapat ditularkan ke petani-petani lain agar dampaknya lebih luas."Ini bisa menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya di Kabupaten Kendal. Sistem ini sangat baik karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan,"
"Terutama pada lahan persawahan yang selama ini banyak terpapar bahan kimia." tandasnya. (ags)