TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan dalam mode cemas saat akan menghadapi Urawa Reds di Piala Dunia Antarklub 2025.
Hal itu tak lepas dari hasil yang mereka dapatkan di laga perdana di turnamen pramusim ini.
Inter Milan hanya bermain imbang 1-1 melawan Monterrey.
Padahal Inter menyandang status unggulan di Grup E.
Di atas kertas, Nerazzurri dinilai bisa melewati lawan-lawan yang akan dihadapi dengan mudah.
Namun kejadian di atas lapangan tak berkata demikian.
Inter Milan tak bisa mendapatkan tiga angka yang menjadi target di matchday pertama.
Hal tersebut ikut menjadi sorotan dari pelatih Inter, Cristian Chivu.
Chivu menilai timnya tak kekurangan peluang saat menghadapi Monterrey lalu.
Ia melihat Nerazzurri kurang kejam saat berada di depan gawang lawan.
Mereka tak segera memanfaatkan peluang yang didapat untuk menjadi gol.
Hal itu yang harus diubah dari permainan Inter Milan.
Namun Chivu tak akan memaksakan hal tersebut.
Ia masih maklum dengan para pemainnya yang lelah setelah berkompetisi panjang selama 9 bulan terakhir.
"Melawan Monterrey, kami memberikan versi terbaik," ucap Chivu dikutip dari Calciomercato.
"Mungkin kami sedikit lebih lambat dalam bermanuver."
"Saya jelas ingin melihat adanya peningkatan."
"Saya ingin melihat para pemain lebih kejam di depan gawang lawan," paparnya.
Chivu tak akan memaksakan para pemainnya langsung tampill all out di ajag pramusim.
Ia akan memanfaatkannya untuk mencari bentuk terbaik Inter Milan.
Apalagi ia berencana menggunakan identitas bagi Nerazzurri musim depan.
Inter Milan selama ditangani Simone Inzaghi dan Antonio Conte kerap menggunakan taktik 3-5-2.
Alhasil susunan pemain Inter Milan dari para penggawa inti hingga cadangan pas dengan skema tersebut.
Chivu nampaknya tak ingin meneruskan formasi yang sama.
Ia memiliki pandangan berbeda terkait taktik yang digunakan Nerazzurri.
Pelatih asal Romania itu ingin Inter Milan beradaptasi dengan taktik 3-4-2-1 atau 3-4-1-2.
Perubahan yang diusung Chivu tentu masih coba diterapkan para pemain.
Setidaknya para pemain Nerazzurri punya modal bermain dengan sistem tiga bek.
Mereka tinggal menyesuaikan bentuk formasi saat menyerang dan bertahan secara tim.
Ajang Piala Dunia Antarklub 2025 bisa menjadi sarana untuk mencoba hal-hal tersebut.
(Guruh)