TRIBUNBATAM.id, PADANG PARIAMAN – Kecerugaan keluarga Septia Adinda terkait mutilasi di Padang Pariaman. mereka menduga, pelaku tidak memotong korban dengan menggunakan parang.

Mereka menduga ada senjata lain yang digunakan pelaku untuk memotong jenazah korban hingga menjadi 10 Bagian.

Misteri di balik tewasnya Septia Adinda, mahasiswi asal Padang Pariaman, Sumatera Barat yang menjadi korban pembunuhuhan mutilasi, semakin dalam.

Keluarga korban, yang diwakili oleh ayah Dinda, Dasrizal, ibu Weni, dan paman Donal, mengungkapkan dugaan mengejutkan terkait cara pelaku menghabisi nyawa Dinda.

Mereka yakin, mutilasi tidak dilakukan secara sadis di kebun menggunakan parang, melainkan dengan alat yang lebih canggih, kemungkinan besar sebuah mesin.

"Melihat model potongannya, tidak masuk logika (menggunakan parang). Bisa jadi menggunakan mesin," ungkap Donal, adik Dasrizal, dengan nada yakin.

Pernyataan ini muncul setelah keluarga melihat langsung kondisi potongan tubuh Dinda yang ditemukan.

Kecurigaan ini menambah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak kepolisian dalam kasus yang menggemparkan Pariaman ini.

Selain itu pihak keluarga juga meyakini pemotongan dilakukan oleh Satria Juawanda alias Koyek di pabrik tempatnya bekerja.

Hal itu mengacu pada asumsi alat yang digunakan oleh pelaku, alat serupa itu menurut pihak keluarga bisa ditemui di tempat kerjanya.

Dasrizal, ayah Dinda yang sehari-hari menjadi sopir truk, menuturkan bahwa putrinya adalah sosok yang mandiri dan bersemangat.

Dinda, yang masih terdaftar sebagai mahasiswi di STIE AKBP Khatib Sulaiman, bahkan rela cuti kuliah karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.

"Dia itu semi mandiri, kalau bisa meringankan orang tua daripada menyusahkan," ujar Dasrizal.

Dasrizal, saat ditemui di rumah duka menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin.

Hal itu ia sampaikan, meski kondisi ekonomi pihak keluarga sedang tidak stabil dalam beberapa waktu belakang.

Kondisi ekonomi itu pula yang membuat Septia Adinda mengambil cuti kuliah di STIE AKBP Kota Padang, beberapa waktu lalu.

“Tapi kalau anak saya berutang pada pelaku, saya tidak yakin. Saya pastikan itu tidak benar,” ujarnya.

Hal ini mengacu pada kebutuhan Dinda (sapaan akrabnya), yang masih bisa dicukupi oleh pihak keluarga sampai saat ini.

Selain itu, Dinda selama berhenti kuliah diketahui juga bekerja di jasa pengiriman barang untuk memenuhi kebutuhannya, supaya tidak merepotkan keluarga.

Dasrizal menyebut, ada hal lain yang menjadi penyebab pelaku berinisial SJ ini melakukan pembunuhan.

“Tentu kami harap pihak kepolisian bisa membuka motifnya, yang pasti saya yakin ini bukan masalah utang piutang seperti yang telah beredar,” ujarnya.

Bahkan, Dasrizal mengaku bisa membayarkan uang sebanyak itu, jika memang anaknya berutang pada pelaku.

“Kalau memang ada utang, saya akan carikan pembayarannya, meski harus buka tutup lubang. Tapi itu tidak mungkin,” tuturnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

 

Baca Lebih Lanjut
Detik-detik Kepergian Septia Adinda Sebelum Jadi Korban Mutilasi SJ di Padang Pariaman, Membekas
Agus tri
Saat Hendak Saksikan Pembongkaran Sumur, Ibunda Korban Mutilasi di Padang Pariaman Sumbar Meninggal
Agus tri
Pelaku Mutilasi Sumbar Atur Skenario Ajak Keluarga Cari Adek yang 'Hilang'
KumparanNEWS
Resmi Jadi Tersangka Mutilasi 3 Gadis Pariaman, Pelaku Sempat Posting Ini di Akun Sosial Medianya
Faza Anjainah Ghautsy
Dua Wanita Meninggal Dikira Sasaran Begal, Ternyata Diduga Jadi Korban Kerabatnya Sendiri
Torik Aqua
Warga Kembali Temukan Potongan Tubuh Diduga Korban Mutilasi di Sumbar
Detik
"Dia yang Pertama Lapor Polisi" Keluarga Siska Tak Menyangka Wanda Jadi Pelaku Mutilasi 3 Gadis
Rival al manaf
Geger Postingan Wanda Usai Mutilasi 3 Gadis Pariaman, Unggahannya Bikin Warganet Geram
Azis Husein Hasibuan
Pengakuan Pelaku Pembunuhan Balita di Singkawang, Aniaya Korban Pakai Tangan Kosong
Ines Noviadzani
Keluarga Siska Oktavia Sudah Curiga SJ Sejak Awal, Ibu Pelaku Menangis Saat Rumah Digeledah
Agus tri