TRIBUNBATAM.id - Rumah keluarga Septia Adinda di kawasan Balah Ilia Utara, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat masih diselimuti suasana duka.

Dinda, sapaan akrabnya, menjadi korban pembunuhan mutilasi yang menggemparkan warga Padang Pariaman.

Masih membekas di ingatan sang ibu, kenangan terakhir sebelum Dinda meninggalkan rumah.

 “Pakai baju mama dulu, saya pergi sebentar,” ucap Dinda sebelum akhirnya tak pernah kembali pada Minggu pagi, 15 Juni 2025.

 Kala itu, sang ibu, Wenni, mengajaknya pergi ke Kota Pariaman untuk mengunjungi kerabat. Dinda telah menyanggupi.

Namun sesaat kemudian, telepon masuk mengubah rencana.

Dinda berpamitan, memilih untuk menemui seseorang yang menelponnya, dan pergi mengendarai motor seperti biasa.

PEMBUNUHAN MUTILASI- Terduga pelaku pembunuhan mutilasi saat ditanya oleh Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, Kamis (19/6/2025). Terduga pelaku berinisial SJ alias Wanda.
PEMBUNUHAN MUTILASI- Terduga pelaku pembunuhan mutilasi saat ditanya oleh Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, Kamis (19/6/2025). Terduga pelaku berinisial SJ alias Wanda. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

“Itulah percakapan terakhir Dinda di rumah. Saya ada di sana waktu itu,” kenang sang paman, Donal, yang menyaksikan langsung momen tersebut.

Telepon Mati, Kekhawatiran Ayah Mulai Meningkat

Malam harinya, sang ayah, Dasrizal, mulai merasa gelisah. Dinda tak kunjung pulang. Upaya menelepon dilakukan berkali-kali, namun sejak pukul 22.00 WIB, ponselnya sudah tidak aktif.

 “Saya langsung mencari ke rumah beberapa temannya, tapi tidak ada jawaban pasti,” ungkapnya.

Selama dua hari pertama, keluarga masih mencoba berpikir positif. Mereka percaya Dinda yang dikenal mandiri mungkin sedang ada urusan.

Namun, kekhawatiran berubah menjadi firasat buruk saat kabar penemuan potongan tubuh manusia merebak di media.

“Kami mencoba mencari lagi, tapi tetap tidak ada hasil. Baru pada Rabu (18/6), polisi datang dan mengajak kami ke RS Bhayangkara,” kata Dasrizal.

Di rumah sakit itulah, kebenaran yang menyayat hati terungkap. Dasrizal mengenali potongan tubuh anak bungsunya. “Saya yakin itu anak saya...,” ujarnya lirih.

Tangis Ibu Pecah di Bawah Tenda Duka

Pagi harinya, tenda duka membentang di halaman rumah. Wenni, ibunda korban, tampak tak kuasa menahan tangis saat menerima kunjungan dari tim psikologi Polda Sumbar.

“Dinda itu anak baik, ceria, dan mandiri. Tak bisa saya terima kenyataan ini,” kata Wenni terbata-bata.

Ia mengaku Dinda adalah anak kesayangannya, bahkan lebih dimanjakan dibanding sang kakak. “Abangnya pernah bilang, anak yang terlalu disayang memang cepat diambil Tuhan,” ujarnya sambil mengusap air mata dengan jilbab hitam yang ia kenakan.

Kini, keluarga hanya berharap keadilan ditegakkan dan pelaku pembunuhan keji itu mendapat hukuman seberat-beratnya.

 

Baca Lebih Lanjut
Cerita Lengkap Pembunuhan di Padang Pariaman, Sebelum Dimutilasi, Korban Dibekap hingga Tewas
Agus tri
Saat Hendak Saksikan Pembongkaran Sumur, Ibunda Korban Mutilasi di Padang Pariaman Sumbar Meninggal
Agus tri
Fakta Lengkap Mutilasi di Padang Pariaman, Kapolres Tak Habis Pikir: Wanda, Kenapa Begitu Mudah?
Muslimah
Setahun Hilang, Siska Oktavia Ternyata Korban Mutilasi di Padang Pariaman, Ibu Wafat Dengar Kabar
Agus Tri Harsanto
Warga Kembali Temukan Potongan Tubuh Diduga Korban Mutilasi di Sumbar
Detik
"Dia yang Pertama Lapor Polisi" Keluarga Siska Tak Menyangka Wanda Jadi Pelaku Mutilasi 3 Gadis
Rival al manaf
Pemutilasi yang Gegerkan Sumbar Mengaku Bunuh Korban karena Utang
Detik
Pemutilasi di Sumbar Bunuh 2 Wanita Lain Tahun Lalu, Mayatnya Dibuang ke Sumur
Detik
Warga Datangi RS Bhayangkara Sumbar, Ngaku Kenali Mayat Mutilasi Lewat Cincin
Detik
Jejak Hitam Satria Johanda Bunuh 3 Wanita di Sumbar
Detik