Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan literasi dan kecerdasan digital, terutama di era teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang berkembang begitu pesat.
Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menegaskan bahwa kecerdasan digital menjadi kunci agar orang tetap berpikir kritis di tengah segala kemudahan yang disediakan oleh AI.
Bukan tanpa alasan, karena menurutnya, ketika seseorang terlalu bergantung pada AI, analytic dan logical thinking orang tersebut akan melemah dibandingkan dengan manusia yang tak dibantu oleh AI.
Apa yang diutarakan Bonifasius tersebut tertuang dalam riset yang dilakukan oleh Microsoft.
Penelitian Microsoft yang terbit di jurnal Nature pada April 2024 ini mengamati sekelompok pekerja kantoran yang diminta menulis laporan bisnis. Sebagian dibiarkan menulis sendiri, sebagian lagi dibantu oleh Copilot AI.
Hasilnya, kelompok yang menggunakan AI bekerja lebih cepat dan merasa lebih puas dengan hasilnya. Tapi di balik itu, para peneliti menemukan hal mengkhawatirkan, di mana kemampuan berpikir kritis mereka justru menurun. Orang cenderung langsung menerima saran AI tanpa memeriksa lagi apakah isinya akurat, relevan, atau masuk akal.
Penulis utama studi, Dr. Daniel Wilson dari Microsoft Research, menyebut fenomena ini sebagai automation bias atau bias otomatisasi. Intinya, ketika kita terlalu percaya pada mesin, kita jadi malas mengkritisi. Akibatnya, kalau AI membuat kesalahan, pengguna sering tak sadar.
Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi dalam acara Ngopi Bareng di gedung Komdigi, Jakarta, Jumat (20/6). Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi dalam acara Ngopi Bareng di gedung Komdigi, Jakarta, Jumat (20/6). Foto: Aditya Panji/kumparan
“Kalau kita sudah tanya AI, jawaban AI dianggap the best one, padahal bukan. Itu adalah tools yang bergantung pada data. Data ini harus benar-benar valid. Makanya di dalam pengembangan AI ada fine tuning kan, itu untuk bisa memberikan equivalency daripada data-data itu kepada kebutuhan yang individual, dan benar.
Saat ini, Komdigi masih menggodok roadmap AI bersama para pemangku kepentingan dan seluruh stakeholders. Nantinya roadmap ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk membantu regulasi kecerdasan buatan di Indonesia. Bonifasius mengatakan ada banyak aspek yang harsu dibahas dalam roadmap tersebut agar AI tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia.
Sebelumnya, Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menargetkan roadmap AI akan rampung bulan ini, pada Juni 2025. Namun, Bonifasius mengatakan masih banyak hal yang harus dilakukan sehingga kemungkinan roadmap tidak akan selesai Juni.
Baca Lebih Lanjut
Deep Learning dan Adopsi Teknologi Digital
Timesindonesia
DJP Jatim III Bekali UMKM AI, Gaet Potensi Ekonomi Digital
Timesindonesia
Hostinger dan Niagahoster Resmi Bergabung, Dorong Pertumbuhan UMKM Digital
Detik
Terungkap! Ternyata Keseringan Pakai ChatGPT Bisa Bikin Otak Lemot
Detik
Fitur AI Google Berdampak pada Penurunan Kunjungan ke Situs Berita
Timesindonesia
Minum Kopi di Pagi Hari Bantu Turunkan Risiko Kematian Akibat Sakit Jantung?
Detik
Usia 20-an Punya DPLK, Keputusan Cerdas!
Syarif Yunus
Ini Rutinitas Pagi yang Bantu Bikin Umur Panjang hingga 100 Tahun
Detik
Transformasi Digital Digeber, Tapi Keamanan Siber Tercecer
Detik
LPPM UBHINUS Malang Kenalkan Konsep Society 5.0 dan Teknologi Pembelajaran
Timesindonesia