Viral Ratusan Perantau Diduga Asal NTT Pulang karena Susah Cari Kos, Ini Kata Humas Polresta Denpasar
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Viral di media sosial mengenai video yang dibumbui narasi bawa suasana di Pelabuhan Benoa Denpasar dipadati ratusan perantau asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kembali ke tempat asalnya karena tidak mendapatkan atau kesulitan mencari kos di Bali.
Fenomena tersebut memicu perdebatan publik yang menyoroti isu diskriminasi berbasis asal daerah, serta munculnya stigma dan stereotip negatif terhadap perantau dari NTT.
Situasi tersebut dinilai berpotensi menimbulkan ketegangan sosial, memengaruhi citra daerah, dan menuntut respons strategis dari pihak terkait.
Video tersebut viral dari unggahan di akun Facebook @titiperaki yang mengatakan bahwa “Di tolak untuk Kost di mana-mana, ratusan perantau NTT pulang kampung via Pelabuhan Benoa” dimana postingan tersebut telah dibagikan ulang oleh banyak akun.
Saat dikonfirmasi Tribun Bali mengenai kebenarannya, Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, bahwa setelah berkoordinasi dengan pihak Pelni pada tanggal 16 Juni 2025 kapal Pelni KM.
AWU menaikkan penumpang berjumlah 914 sesuai dengan manifest menuju pelabuhan Bima dan NTT.
Tanggal 12 Juni 2025 Kapal Pelni KM. TILONGKABILA menaikkan penumpang berjumlah 812 orang sesuai dengan manifest menuju Pelabuhan Lembar.
Dan pada tanggal 9 Juni 2025 Kapal Pelni KM. LAWIT menaikkan penumpang berjumlah 919 orang sesuai dengan manifest dengan tujuan pelabuhan Bima dan NTT.
"Terkait dengan berita viral tersebut dari pihak PT. Pelni tidak mengetahui kepastiannya dan hanya mengetahui jumlah penumpang naik dan penumpang turun," beber AKP I Ketut Sukadi.
AKP Sukadi menambahkan bahwa ramainya situasi pelabuhan tersebut dikarenakan oleh pengantar yang biasanya 1 orang penumpang diantar bisa sampai dengan 10 orang.
"Setiap kedatangan atau keberangkatan Kapal Pelni terutama kapal KM Awu atau kapal yang mengarah ke Timur itu biasanya mengalami penumpukan di pintu masuk loket dan parkiran," bebernya.
"Itu dikarenakan akibat penumpang yang akan berangkat 1-2 orang diantar oleh keluarga atau temannya yang berjumlah banyak 5-10 orang," pungkasnya. (*)
"Terkait dengan berita viral tersebut dari pihak PT. Pelni tidak mengetahui kepastiannya dan hanya mengetahui jumlah penumpang naik dan penumpang turun," beber AKP I Ketut Sukadi.
AKP Sukadi menambahkan bahwa ramainya situasi pelabuhan tersebut dikarenakan oleh pengantar yang biasanya 1 orang penumpang diantar bisa sampai dengan 10 orang.
"Setiap kedatangan atau keberangkatan Kapal Pelni terutama kapal KM Awu atau kapal yang mengarah ke Timur itu biasanya mengalami penumpukan di pintu masuk loket dan parkiran," bebernya.
"Itu dikarenakan akibat penumpang yang akan berangkat 1-2 orang diantar oleh keluarga atau temannya yang berjumlah banyak 5-10 orang," pungkasnya. (*)