Ketika terbit atau tenggelam, bulan akan terlihat lebih besar dibandingkan bila kita melihatnya ada di atas kepala. Mengapa begitu?
National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyebut proses ini sebagai moon illusion atau ilusi Bulan. Ilusi yang terjadi berkaitan dengan cara otak manusia memproses informasi visual.
Pertanyaan tentang mengapa Bulan terlihat lebih besar saat terbit ternyata sudah timbul sejak ribuan tahun lalu. Namun, masih belum ada penjelasan ilmiah yang memuaskan untuk menjawab hal ini.
Mengutip laman How Stuff Works, kebanyakan ilmuwan setuju bahwa Bulan tampak lebih besar itu murni hanya ada di pikiran manusia. Pikiran manusia mampu menafsirkan hal-hal yang kita lihat dengan cara menarik.
Salah satu teori tentang ilusi Bulan yakni saat berada di cakrawala, kita menganggap jarak Bulan lebih jauh dari kita, dibandingkan saat Bulan berada tinggi di langit.
Pada dasarnya, Bulan memiliki ukuran yang sama, baik saat di cakrawala maupun saat tinggi di langit. Namun, pikiran kita membuatnya tampak lebih besar saat Bulan di dekat cakrawala untuk mengimbangi ilusi jarak yang bertambah.
Penjelasan lain mengenai ilusi Bulan berkaitan dengan cara mata manusia fokus pada objek yang jauh dan dekat. Saat terbit, kita fokus pada Bulan dari jarak yang sangat jauh.
Sedangkan saat Bulan di atas kepala, tidak ada isyarat visual yang memberi tahu seberapa jauh Bulan itu. Sehingga, kita menganggap seolah-olah jarak dengan Bulan dekat.
NASA menambahkan, otak kita sebenarnya tidak tahu bahwa jarak Bulan tidak banyak berubah di manapun ia berada. Akibatnya, timbul pendapat lain terkait ilusi Bulan.
Pendapat itu menyatakan bahwa objek di latar depan pandangan Bulan ikut berperan. Latar yang dimaksud berkaitan dengan pohon, gunung, atau bangunan lain.
Latar ini membantu mengelabui otak agar berpikir bahwa Bulan lebih dekat dan lebih besar daripada sebenarnya.
Terakhir, ada efek yang ditemukan seabad lalu bernama ilusi Ponzo.
Dalam ilusi tersebut, detikers seakan memandang ada dua garis bertemu. Di atas garis-garis ini, digambar dua garis horizontal yang panjangnya sama.
Anehnya, garis-garis horizontal tersebut bisa terlihat memiliki ukuran yang berbeda. Hal ini bisa terjadi karena otak manusia terprogram untuk mengetahui cara kerja jarak. Alhasil, mata kita dipaksa untuk melihat dengan cara yang berbeda.
NASA menegaskan berbagai penjelasan di atas belum teruji sempurna. Bahkan astronaut NASA yang mengorbit juga bisa melihat ilusi Bulan.
Di angkasa luar, tidak ada objek latar depan yang dapat bertindak sebagai petunjuk jarak. Untuk itu, kemungkinan masih ada faktor lain yang menyebabkan ilusi ini bisa terjadi.
NASA membagikan cara untuk membuktikan ukuran Bulan lebih besar saat terbit hanyalah ilusi, yakni:
Angkat jari telunjuk di samping Bulan lalu paskan dengan ukurannya. Setelahnya, detikers akan menemukan bahwa kuku jari dan Bulan berukuran hampir sama.
Buat tabung kertas seperti teropong, sesuaikan ukuran teropong kertas dengan Bulan. Maka detikers akan melihat ukuran Bulan sebesar teropong kertas tersebut.
Cara termudah untuk membuktikan ilusi Bulan adalah membungkuk dan melihatnya di antara dua kaki. Dengan cara ini, Bulan tidak akan sebesar yang terlihat.
Ambil foto Bulan saat dekat terbit ataupun terbenam dan bulan saat tinggi di langit. Kedua foto harus diambil dengan pengaturan zoom yang sama. Hasilnya akan terlihat bahwa Bulan memiliki lebar yang sama, dari sisi ke sisi di kedua foto.
Meskipun tidak ada penjelasan lebih mendalam mengapa Bulan terlihat lebih besar saat terbit, para ilmuwan sepakat bahwa itu adalah ilusi. Kendati demikian, mereka setuju bahwa Bulan raksasa adalah pemandangan yang indah.
Jadi, sampai seseorang berhasil memecahkan teka-teki ini, mungkin cara yang terbaik untuk menyikapinya adalah dengan terus menikmati ilusi Bulan. Semoga informasi ini bermanfaat, detikers!