Saya berumur 19 tahun, termasuk dalam Generasi Z. Generasi ini lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010.
Generasi kami menghadapi tantangan ekonomi yang semakin berat, karena adanya krisis pendapatan. Untuk mengatasinya timbul fenomena yang marak di kalangan generasi kami, dikenal sebagai double job, yaitu kerja di dua tempat. Akan tetapi, ada juga yang melakukannya di tiga tempat, disebut triple job, atau bahkan lebih. Merangkap pekerjaan ternyata berkaitan dengan , yang berhubungan dengan gaya hidup, dan budaya kerja yang menekankan pentingnya produktivitas, ambisi, dan kesuksesan.
Semua ini dicapai secara intens, seringkali tanpa memperhatikan waktu istirahat, kesehatan diri, serta work-life balance. Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung bekerja dengan keras dan merasa perlu bekerja lebih keras lagi, bahkan tidak memperhatikan waktu istirahat.
Saya sebagai Generasi Z juga memiliki beberapa pekerjaan tidak tetap.
Salah satunya menjadi relawan suatu Yayasan di Bogor. Yayasan tersebut menampung banyak anak yang terbilang tidak mampu, sehingga di sana diadakan pembelajaran pada sore hari, tanpa pungutan biaya apa pun. Yayasan itu bekerja sama dengan Yayasan di mana saya terlibat di dalamnya. Yayasan ini lah yang membantu saya membiayai 60% uang kuliah.
Selain itu saya juga bekerja diperusahaan yang bergerak di bidang produksi bahan kimia, tepatnya di bagian keuangan.
Di perusahaan ini saya bekerja dari hari Senin hingga Kamis, dilanjutkan sebagai relawan pada hari Jum’at.
Kemudian saya kuliah di hari Sabtu, dan terkadang melakukan rapat bersama tim relawan di hari Minggu. Yayasan Bogor mempunyai kurang lebih 80 siswa-siswi, terdiri dari murid-murid Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Di tempat itu masih ada sekitar 10-15 tutor (guru) yang mengajar. Anak-anak tampaknya sangat antusias belajar dan memiliki tekad yang kuat untuk mendapat nilai yang bagus, di bidang akademik maupun non akademik.
Saya mendapat gaji dari perusahaan dan mendapat bantuan biaya kuliah dari Yayasan. Hal itu jelas sangat menguntungkan, namun dengan adanya kegiatan relawan setiap Jum’at, maka gaji saya diperusahaan juga berkurang, sesuai dengan perjanjian kontrak. Dengan memiliki jadwal yang terbilang padat, sangat tidak mudah untuk dijalankan, terutama dalam pembagian waktu dan pikiran. Pikiran yang tidak hanya ke arah pekerjaan dan kegiatan relawan, tetapi juga harus memikirkan tugas kuliah yang terbilang banyak.
Dengan demikian, saya bekerja sekaligus di dua tempat berbeda, yang disebut double job, selain itu saya juga masih kuliah. Apakah double job dengan kegiatan kuliah ini suatu solusi atau beban di tengah krisis pendapatan ?
Ada suatu artikel berjudul , yang menyatakan bahwa telah ditemukan sebanyak 58% karyawan double job berasal dari generasi Z. Mereka rela bekerja dengan beban yang lebih tinggi, demi gaji yang lebih menjanjikan.
Bagi mereka fakta ini mempunyai dua sisi lain, yakni pemberi semangat (passion) dan keuntungan finansial. dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila mengatakan jika karyawan menjadikan pekerjaan sampingannya ini sebagai hobi, maka tentunya mereka termotivasi yang menimbulkan semangat (passion) kerja . Berikut ini akan saya uraikan tentang kelebihan dan kekuragan orang melakukan dobble job.
TANTANGAN UTAMA DOUBLE JOB
1.Salah paham karena respons yang terlambat (chat atau email), sangat penting bagi mahasiswa double job karena mereka harus berinteraksi dengan banyak pihak (rekan kerja, dosen, teman kuliah, keluarga) dalam waktu terbatas.
2.Kesulitan menolak permintaan karena takut dianggap tidak sopan, terutama jika kamu khawatir dianggap tidak sopan atau takut mengecewakan orang lain.
3.Komunikasi yang terkesan singkat dan kasar akibat kelelahan. Komunikasi menjadi kunci agar bisa menjaga hubungan baik, menghindari konflik, dan mengelola ekspektasi di tengah kesibukan yang padat.
KELEBIHAN DOUBLE JOB
1.Penghasilan lebih banyak. Mereka yang bekerja di dua tempat, otomatis akan mendapatkan penghasilan tambahan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau menambah tabungan. Faktanya, karyawan akan menggunakannya sebagai dana darurat, bisa juga untuk kebutuhan pribadi.
2.Pengalaman yang bertambah. Tidak hanya penghasilan, pengalaman juga akan bertambah melebihi orang-orang yang hanya fokus berkerja di satu tempat saja, Dengan demikian, orang akan mempunyai banyak keterampilan .
3.Mengembangkan semangat (passion). Terkadang, pekerjaan utama tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Dengan double job, itu artinya orang bisa tetap bekerja di bidang yang diccintai tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama.
KEKURANGAN DOUBLE JOB
1.Kesehatan fisik yang menurun dan stress Risiko kelelahan akan meningkat. Jika pekerjaan tidak diatur dengan baik, dan beban kerja yang meningkat dapat menimbulkan stres berlebih. Khususnya jika pekerjaan di kedua tempat menuntut banyak waktu dan perhatian.
2.Kinerja menurun. Karena membagi waktu dan tenaga untuk dua pekerjaan, ada kemungkinan kualitas kerja di salah satu pekerjaan atau bahkan di kedua pekerjaan tersebut, dapat menurun.
3.Beban pekerjaan meningkat. Belum selesai tugas di kantor pertama, ternyata tugas di kantor kedua dan seterusnya harus kamu diselesaikan. Inilah yang membuat kamu orang merasa bahwa beban pekerjaan kian meningkat saat double job.
Itulah kehidupan saya, seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang melakukan double job. Apakah kerja seperti ini merupakan solusi di tengah krisis pendapatan atau kah justru menjadi beban. Saya berpendapat bahwa selama fisik sehat, kerja ini dapat merupakan solusi menjauhkan saya dari krisis pendapatan, Akan tetapi apalah jadinya kalau saya tidak sehat.
Baca Lebih Lanjut
Kuliah di UAD Bikin Mahasiswa Siap Kerja Profesional, Ini Ceritanya
Detik
Mahasiswa UM Laksanakan Program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Purwosari
Timesindonesia
Mahasiswa Merapat! Ada 344 Lowongan Magang Berdampak, Bisa Daftar di Sini
Detik
Prodi Jerman Universitas Negeri Malang Kembali Gelar Sertifikasi Internasional bagi Mahasiswa
Timesindonesia
KKN Kebangsaan 2025, Mahasiswa Bisa Belajar dari Geopark Warisan Dunia
Detik
Polbangtan Malang Sambut Mahasiswa Unhas, Bangun Kolaborasi Pendidikan Agribisnis
Timesindonesia
UMBY Luncurkan Teaching Farm Terbaru, Dorong Mahasiswa Peternakan Siap Kerja
Timesindonesia
Bobot Ringan dan Ada Fitur AI, Swift Go 14 AI Perfect untuk Mahasiswa!
Detik
Gubernur Khofifah Promosi Wisata Unggulan Jatim ke Delegasi Mahasiswa Peking University
Timesindonesia
Ratusan Mahasiswa Geruduk Kejagung, Desak Usut Tuntas Dugaan Korupsi Rp8,3 Triliun di PT Pupuk Indonesia