TRIBUNSUMSEL.COM - Simak kunci jawaban untuk soal Cerita Reflektif Modul 2 PSE dalam artikel kali ini berupa "Anda telah mengetahui bahwa penting bagi Guru untuk menjadi teladan. Mari mencoba membuat rencana pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, yang berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry!..."
Ibu/Bapak Guru akan menemukan soal diatas ketika mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru atau PPG 2025 di Platform Ruang GTK sebagai salah satu bentuk tugas yang harus diselesaikan.
Soal tersebut merupakan bagian dari materi pembelajaran Modul 2 PSE PPG 2025 yang berfokus pada Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dalam konteks Guru sebagai Teladan.
Terdapat 1 soal Latihan Pemahaman dan 1 Soal Cerita Reflektif yang harus diselesaikan oleh Ibu/Bapak Guru.
Melansir dari kanal Youtube Catatan Mentor ASN (16/6/2025) berikut sajian selengkapnya contoh soal Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif Modul 2 PSE dalam PPG 2025.
================
Soal 1 dari 1
Ibu Aida mampu menghadapi stres kerja sebagai Guru, ia juga responsif terhadap kebutuhan siswa. Dalam hal ini Ibu Aida menunjukkan atribut compassion ....
a. Sensitivity dan distress tolerance
b. Sympathy dan empathy
c. Non judgement dan distress
d. Motivasi
e. Caring/peduli dan empathy
Jawaban: a.
[Pertanyaan:]
Anda telah mengetahui bahwa penting bagi Guru untuk menjadi teladan. Mari mencoba membuat rencana pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, yang berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry!
[Kunci Jawaban:]
Sebagai seorang guru Pendidikan Pancasila, saya menyadari bahwa menjadi teladan bukan sekedar berbicara tentang nilai-nilai, tetapi menunjukkan bagaimana nilai itu diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari.
Saya mulai mengubah pendekatan saya di kelas, tidak hanya menyampaikan materi secara kognitil, tetapi juga menghadirkan nilai nilai empati, perhatian penuh (mindfulness), kasih sayang (compession), dan berpikir kritis (critical inquiry) dalam proses belajar.
Suatu hari, saya menghadapi situasi dimana ada seorang murid yang terus menunjukkan sikap acuh dalam diskusi kelas. Alih-alin langsung menegurnya, saya mencoba mendekatinya secara pribadi menanyakan kabarnya, dan mendengarkan keluhannya tanpa menghakimi.
Ternyata dia sedang menghadapi masalah keluarga yang cukup berat. Saat itu saya sadar, inilah kesempatan saya menerapkan compassion dan mindfulness dalam praktek.
Saya kemudian menyusun rencana pembelajaran yang memungkinkan seluruh murid mengembangkan empati can berpikir kritis melalui topik "Menerapkan Nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari".
Kami memulai kelas dengan refleksi singkat tentang perasaan masing-masing, lalu menyaksikan sebuan video dokumenter mengenai anak-anak korban bencana.
Diskusi kelompok dilakukan untuk mengkritisi bagaimana negara dan masyarakat dapat berperan aktif dalam menciptakan keadilan sosial.
Murid-murid saya bukan hanya belajar tentang sila kedua Pancasila, tapi mereka juga belajar merasa, memahami, dan bertindak dengan hati nurani.
Beberapa bahkan menulis surat dukungan untuk anak-anak yang terkena dampak bencana, bentuk kecil namun tulus dari empati yang tumbuh.
Melalui pengalam ini, saya belajar bahwa menjadi teladan berarti menghidupkan nilai-nilai yang saya ajarkan, menjadi pribadi yang mendengar, memahami dan membimbing bukan hanya dari kepala, tetapi juga dari hati.
Dengan integrasi Pembelajaran Sosial Emosional, saya tidak hanya membentuk murid yang cerdas tetapi fokus juga murid yang berjiwa besar.
*)Disclaimer: Contoh jawaban ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.
***
Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.