Teknologi keselamatan aktif pada mobil semakin berkembang pesat, salah satunya lewat kehadiran Advanced Driver Assistance Systems (ADAS).
Sistem ini dirancang untuk membantu pengemudi dalam berbagai kondisi berkendara, mulai dari peringatan tabrakan hingga kemampuan mobil untuk mengemudi secara otomatis.
Menurut Pengamat Otomotif sekaligus Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), ADAS menjadi jembatan penting menuju kendaraan otonom sepenuhnya.
“ADAS dibagi menjadi enam level, dari Level 0 tanpa otomatisasi, hingga Level 5 yang sepenuhnya otonom.
Setiap level punya fitur dan keunggulan tersendiri dalam hal bantuan dan kendali kendaraan,” ujar Yannes saat dihubungi kumparan Senin (9/6/2025).
Fitur ADAS Automatic Emergency Braking (AEB) pada Wuling Almaz. <div class=
Foto: Wuling Motors" class="ImageLoaderweb__StyledImage-sc-zranhd-0 kOaRZk">
zoom-in-whitePerbesar
Fitur ADAS Automatic Emergency Braking (AEB) pada Wuling Almaz. Foto: Wuling Motors
Pada Level 0, kendaraan belum memiliki sistem otomatisasi. Namun, fitur dasar seperti peringatan tabrakan atau lampu darurat otomatis bisa saja tersedia.
“Keunggulan pada tahap ini lebih ke arah meningkatkan kesadaran pengemudi. Semua kontrol tetap dipegang manusia,” jelasnya.
Memasuki Level 1 (Driver Assistance), mobil mulai dilengkapi dengan fitur ADAS seperti Adaptive Cruise Control (ACC) yang secara otomatis menyesuaikan kecepatan mobil berdasarkan jarak dengan mobil di depan, collision warning, serta Lane Departure Warning yang memberi peringatan jika mobil keluar dari jalurnya tanpa sinyal.
“Keunggulan Level 1 adalah kemampuan sistem untuk membantu satu fungsi kendali tertentu, sehingga mengurangi beban pengemudi dalam situasi tertentu, meskipun pengemudi tetap harus memegang kendali penuh,” tegasnya.
Fitur ADAS Adaptive Cruise Control (ACC) pada Wuling Almaz. Foto: Wuling Motors
zoom-in-whitePerbesar
Fitur ADAS Adaptive Cruise Control (ACC) pada Wuling Almaz. Foto: Wuling Motors
Naik ke Level 2 (Partial Automation), mobil mulai bisa menjalankan dua fungsi otomatisasi sekaligus, misalnya Lane Keeping Assist, Traffic Jam Assist, hingga Automatic Emergency Braking (AEB). Beberapa produsen bahkan menambahkan Blind Spot Detection (BSD) dan Lane Change Assist (LCA) ke dalam sistem mereka.
“Keunggulan Level 2 adalah meningkatkan kenyamanan dan keselamatan berkendara dengan menggabungkan beberapa fungsi otomatisasi, meskipun pengemudi tetap harus waspada dan siap untuk mengambil alih kendali kapan saja,” tukasnya.
Ilustrasi ADAS. Foto: New Africa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ADAS. Foto: New Africa/Shutterstock
Lalu pada Level 3 (Conditional Automation), sistem ADAS mampu mengambil kendali penuh dalam kondisi tertentu, seperti di jalan tol atau saat macet. Fitur seperti Highway Pilot dan Traffic Jam Chauffeur memungkinkan mobil berjalan sendiri, dengan catatan pengemudi tetap harus siap sedia.
“Di level 3 ini, pengemudi tidak perlu memantau lingkungan terus-menerus, karena sistem mampu mengambil alih kendali sepenuhnya. Namun, pengemudi masih harus siap untuk merespons permintaan sistem untuk mengambil alih kendali bila diperlukan,” ujarnya.
Pada Level 4 (High Automation), ADAS bisa menjalankan kendaraan tanpa campur tangan manusia di area atau kondisi tertentu.
Hyundai Ionq 5 yang dibuat taksi otonom oleh Waymo. Foto: Waymo
zoom-in-whitePerbesar
Hyundai Ionq 5 yang dibuat taksi otonom oleh Waymo. Foto: Waymo
Seperti pada area geofenced atau dalam kondisi cuaca yang baik, dengan fitur seperti Robo-taxi yang menyediakan layanan taksi tanpa pengemudi di area perkotaan tertentu dan Autonomous Parking yang memungkinkan parkir otomatis tanpa pengemudi di dalam mobil.
“Kelebihan di level 4, mobil dapat beroperasi tanpa pengemudi dalam kondisi tertentu, sehingga menghilangkan kebutuhan akan intervensi manusia dalam situasi yang telah ditentukan,” terangnya.
Sementara Level 5 (Full Automation) merupakan puncak dari teknologi ADAS. Kendaraan dapat berjalan sepenuhnya otomatis di segala kondisi, tanpa memerlukan setir, pedal gas, atau rem.
“Level ini akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan mobil,” pungkas Yannes.
Meski begitu, Yannes menekankan bahwa adopsi ADAS tingkat tinggi di Indonesia masih menghadapi tantangan, mulai dari infrastruktur hingga kesiapan regulasi.
Namun, arah ke depan sudah jelas, mobilitas bisa menjadi lebih aman, efisien, dan sepenuhnya otomatis.
Baca Lebih Lanjut
Membandingkan Kelengkapan ADAS Suzuki Fronx dan Rival di Kelasnya
KumparanOTO
Bos Honda di RI: Pertumbuhan Mobil Hybrid Lebih Cepat dari Mobil Listrik
Detik
Ini Tahapan Produksi Mobil di Pabrik GAC AION Purwakarta
Detik
Kaca Mobil Sering Berembun? Tanda-tanda AC Harus Dicek, Tuh!
Detik
Perbandingan Harga Honda HR-V Hybrid Vs Yaris Cross Hybrid
Detik
Chery Luncurkan Mobil Listrik Mungil, Harganya Rp 130 Jutaan
Detik
Teknologi yang Berkembang Masif Mengubah Budaya Kita
Darwin Tandjo
Yuk, Kenali Lebih Jauh Teknologi di Balik World App!
Detik
Perodua Bakal Luncurkan Mobil Listrik Perdana di Malaysia
KumparanOTO
LPPM UBHINUS Malang Kenalkan Konsep Society 5.0 dan Teknologi Pembelajaran
Timesindonesia