Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan penulisan ulang sejarah nasional bukan untuk mencari-cari kesalahan.
Penulisan ulang sejarah ditulis dalam bentuk narasi positif, yakni dengan mencatat berbagai pencapaian perjalanan bangsa.
"Sebenarnya kita tidak mencari-cari kesalahan orang tapi lebih kepada bagaimana pencapaian-pencapaian.
Jadi sejarah ini untuk persatuan bangsa kita juga dan dari perspektif Indonesia. Jadi Indonesia Sentris," katanya di Bali, Sabtu (7/6).
Penulisan ulang sejarah ini melibatkan 113 sejarawan dari 43 perguruan tinggi agar hasilnya profesional. Mereka yang terlibat memang murni sejarawan, bukan aktivis apalagi politisi.
"Makanya yang menulis sejarah itu adalah profesional. Siapa profesional itu? Ya sejarawan. Yang menulis sejarah bukan aktivis, bukan politisi. Karena kan kalau aktivis, politisi punya perspektif masing-masing," kata dia.
"Sejarawan yang kita rekrut, bukan rekrut ya, sejarawan yang ikut terlibat itu dari 43 perguruan tinggi, bukan sejarawan-sejarawan yang baru juga mereka tuh memang profesor, PhD, dokter," sambungnya.
Fadli menegaskan, penulisan ulang sejarah ini tidak dilakukan dari nol. Tetapi didasari dari apa yang sudah pernah dituliskan. Fadli menargetkan buku sejarah hasil revisi ini dapat rampung pada Agustus tahun ini.
"Selesainya nanti bulan Agustus," ungkapnya.
Pertama kali, Sejarah Nasional Indonesia ditulis pada tahun 1984. Yang kemudian, ditambahkan dalam sebuah buku berjudul ‘Indonesia Dalam Arus Sejarah’ pada tahun 2012. Sudah tiga belas tahun berlalu, sejak sejarah mengenai Indonesia direvisi.
Baca Lebih Lanjut
Fadli Zon sebut tambang Raja Ampat rusak alam hingga situs sejarah
Antaranews
Gua Purba di Kaltim Terancam Pabrik Semen, Fadli Zon Colek Bahlil
Detik
Fadli Zon Kritik Tambang Nikel di Raja Ampat: Jangan Ganggu Situs Bersejarah
Detik
Kesalahan Jafar/Feli di Poin-poin Krusial Indonesia Open 2025
Detik
Budaya Lembur : Kelelahan yang Tak Lagi Kita Sadari
Muhammad Azriel Maulana
Luis Enrique Ukir Sejarah Liga Champions bersama PSG, Samai Rekor Pep Guardiola
Timesindonesia
Alwi Kandas di Indonesia Open 2025, Pelatih: Masih Butuh Jam Terbang
Detik
Menaker Buka Suara soal TikTok Shop Mau PHK Ratusan Karyawan
Detik
Ketika Jalan Tak Lagi Mengajarkan Tertib
Arief Sulistyanto
Pakar BRIN: AI Tak Bisa Gantikan Peran Guru, Bantu Tugas Administratif Bisa
Detik