TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Penindakan tegas dilakukan Tim Jatanras Polda Jatim terhadap kelompok perampok yang selama ini meresahkan minimarket dan gudang distributor rokok di sejumlah provinsi.
Dua pelaku utama, EK (40) dan FM (38), warga Magelang, Jawa Tengah, tewas ditembak saat penyergapan di Tol Surabaya-Gempol, Senin (2/6/2025) dini hari.
Sementara satu pelaku lainnya berhasil ditangkap, dan seorang lagi masih buron.
Penyelidikan mengungkap, komplotan ini bukan kelompok kriminal sembarangan.
Dipimpin EK yang dikenal licin dan kerap lolos dari pengejaran, komplotan ini tercatat sudah beraksi di sedikitnya 10 lokasi kejahatan yang tersebar di empat provinsi: Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali.
“EK ini otaknya. Dia punya jaringan sendiri-sendiri di tiap aksi. Beberapa anggotanya sempat tertangkap di Bandung dan Situbondo, tapi EK terus lolos sampai akhirnya berhasil kami lumpuhkan,” ungkap AKP Fauzi, Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis (5/6/2025).
Dari pendalaman penyidikan, komplotan ini menargetkan lokasi strategis dengan sistem keamanan minim namun memiliki aset bernilai tinggi, seperti minimarket, toko swalayan, dan gudang rokok.
Mereka sudah beraksi di Kota Tangerang (Banten), Bandung (dua kali), Gresik, Sidoarjo, Jember, Situbondo, Tulungagung, Blitar, Malang (Jatim), hingga Denpasar (Bali).
“Total ada 10 tempat kejadian perkara (TKP) dengan laporan polisi resmi dan rekaman CCTV yang mendukung,” jelas Fauzi.
Aksi terakhir mereka dilakukan di Denpasar, sebelum akhirnya EK dan komplotannya terendus di Jatim dan disergap saat melintas di Tol Surabaya-Gempol.
Dalam pengejaran tersebut, dua pelaku mencoba melawan dan melarikan diri hingga akhirnya ditembak mati oleh petugas.
Polisi juga memastikan bahwa keempat anggota komplotan ini merupakan residivis kambuhan.
Kasus sebelumnya pun serupa: pencurian dengan pemberatan, perampokan, dan pembegalan.
“Semua pelaku ini sudah pernah dipenjara, dan kembali mengulangi aksi yang sama. Namun sejauh ini kami belum menemukan laporan korban jiwa dalam aksi-aksi mereka,” tambah AKP Fauzi.
Kini, penyidik masih memburu pelaku berinisial J, satu-satunya anggota komplotan yang belum tertangkap.
Penyelidikan juga terus dikembangkan untuk menelusuri kemungkinan keterlibatan kelompok lain atau jaringan penadah hasil rampokan. (Tribun Jatim/Luhur Pambudi)