TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO -  Tempe Alakatak merupakan nama kuliner khas Sukoharjo, Jawa Tengah, yang kini mulai langka.

Bagaimana tidak? Tempe alakatak hanya ditemui di daerah selatan kabupaten Sukoharjo saja. 

Tempe Alakatak terdiri dari campuran tempe dan alakatak, alias tak menggunakan tempe biasa.

Melainkan tempe yang berasal dari koro plus bengok yang direbus dan digiling.

Setelahnya dibumbui dengan kelapa dan kunyit, hingga terciptalah tempa yang maknyus.

Sementara Alakatak merupakan mie berteksur lembut yang memiliki bentuk kotak memanjang dengan rasa yang gurih.

Ada yang unik dengan makanan Tempe Alakatak ini, yakni dibungkus dengan daun jati.

Sejarah Tempe Alakatak

Tempe alakatak merupakan makanan khas dari Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, yang sudah dikenal turun-temurun bahkan sebelum tahun 1900.

Nama "alakatak" sendiri berasal dari kebiasaan pengemasan tempe menggunakan daun jati muda, yang dikenal memiliki warna kemerahan alami.

Meskipun tempenya berwarna kuning karena bumbu kunyit, warga menyebutnya tempe abang, karena warna kemasan dari daun jati. Sebutan “alakatak” juga merujuk pada arti "alakadarnya" atau sederhana, mencerminkan filosofi hidup masyarakat desa yang bersahaja.

Pembuatan tempe alakatak diawali dengan merebus kacang benguk hingga matang, kemudian direndam semalam, dicuci bersih, dan dikukus kembali selama satu jam.

Proses pembuatan tempe alakatak di rumah Kamtini, di Desa Weru, Kecamatan Weru, Sukoharjo pada Sabtu (12/6/2021)
KULINER LEGENDARIS SUKOHARJO - Proses pembuatan tempe alakatak di rumah Kamtini, di Desa Weru, Kecamatan Weru, Sukoharjo pada Sabtu (12/6/2021) (TribunSolo.com/Irfan Al Amin)

Setelah ditumbuk hingga halus dan didinginkan, adonan dicampur dengan ragi dan dibungkus daun jati serta daun pisang.

Proses fermentasi memakan waktu dua hari sebelum tempe siap dimasak.

Bumbu yang digunakan juga kaya akan rempah-rempah khas Nusantara seperti lengkuas, serai, daun salam, kunyit, daun jeruk, dan parutan kelapa, menciptakan cita rasa yang gurih, harum, dan menggugah selera.

Adapun mie yang menjadi pelengkap tempe ini dibuat dari tepung tapioka yang diuleni bersama bumbu bawang putih dan garam, lalu dipipihkan, dipotong kecil, dan direbus.

Agar tidak lengket, mie kemudian diolesi minyak goreng sebelum dicampur dengan tempe.

Harga tempe alakatak pun sangat terjangkau, sekitar Rp 2.000 per bungkus, dan bisa disesuaikan dengan permintaan.

Kuliner ini bisa ditemukan di Pasar Watukelir, Pasar Karangtengah, Pasar Tawangsari (Sukoharjo), hingga Pasar Semin (Gunungkidul).

Di beberapa pasar seperti Pasar Tawangsari, tempe alakatak tersedia setiap hari, sementara di pasar lain hanya tersedia saat hari pasaran.

(*)

Baca Lebih Lanjut
Nasi Kandar yang Banjir Kuah Kari Khas Penang Ada Sejak Abad 19
Detik
Muslim Perlu Tahu! 61 Nama Menu Babi di Dunia Kuliner
Detik
Tradisi Tahunan yang Unik di Kota Kecil Italia, Festival Fish and Chips
Detik
Bersahabat Sejak Lama, Rieta Amilia dan Desiree Tarigan Tak Pernah Bersaing dalam Usaha Kuliner
Ragillita Desyaningrum
Festival Kuliner di Bogor Hadirkan Jajanan Kue Leker sampai Oyster
KumparanFOOD
Gudeg Koyor Yu Par: Sedep Miroso! Gudeg Jogja Topping Koyor dan Opor Ayam
Detik
Dua Calon Pengganti Ederson di Manchester City
Detik
5 Resto Melayu Non Halal, Ada Bak Kut Teh hingga Mee Won Ton
Detik
Kulineran Enak di 5 Restoran di Apartemen Kalibata City
Detik
Es Pisang Ijo Sultan! Setampah Harganya Rp 1 Jutaan
Detik