Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Harga kopra di Kota Manado, Sulawesi Utara, kembali mengalami kenaikan.
Kabar ini tentu menjadi sorotan para petani penghasil kopra.
Sebelumnya, harga kopra masih di Rp 17.000 per kilogram.
Pada Kamis, (8/5/2025), harga kopra di Pasar Karombasan, Manado tercatat menyentuh angka Rp 19.000 per kilogram.
Kenaikan ini berlangsung secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir.
Hal tersebut disampaikan oleh Jojon, pekerja di Toko Pembelian Kopra Karombasan.
Menurut Jojon, harga mulai merangkak naik sejak akhir April.
Meski begitu, peningkatan harga belum membuat petani berbondong-bondong menjual hasil panen mereka.
“Kami lihat belum banyak petani datang jual. Hari ini saja cuma beberapa karung, kira-kira 100 kilogram,” ujar Jojon saat ditemui.
Ia mengatakan, biasanya pembeli berasal dari berbagai daerah seperti Pineleng, Kali, hingga wilayah pinggiran Manado.
Namun belakangan ini, jumlahnya berkurang.
Diduga, hasil panen yang belum banyak atau stok kopra yang masih terbatas membuat petani menahan barang.
"Mereka menunggu harga lebih tinggi," jelasnya.
Padahal, kenaikan harga bisa jadi peluang untuk menambah pendapatan.
Terutama bagi petani kecil yang sangat bergantung pada hasil olahan kelapa.
Kopra sendiri merupakan produk turunan kelapa yang biasa dijual ke pabrik atau pengolah minyak.
Harga jualnya fluktuatif tergantung pasar global.
Dengan tren harga naik, pelaku usaha berharap pasokan dari petani segera meningkat.
Hal ini penting untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga.
Meski begitu, para pekerja tetap siaga menerima hasil kopra dari petani.
Mereka berharap beberapa hari ke depan, jumlah pasokan kembali meningkat.
“Semoga saja minggu depan mulai ramai. Biasanya kalau harga naik terus, petani mulai datang lebih banyak,” tambah Jojon.
Bagi petani, momen harga naik seperti sekarang bisa menjadi harapan baru.
Terlebih di tengah tantangan cuaca dan biaya produksi yang makin tinggi.
Kenaikan harga ini juga menjadi sinyal positif bagi ekonomi lokal.
Jika dimanfaatkan optimal, bisa mendongkrak pendapatan dan daya beli masyarakat desa. (Pet)