TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLMONG - Becak bermotor atau biasa di sebut bentor hingga kini masih menjadi alat transportasi umum di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut).
Sayangnya, produksi unit bentor semakin lama justru menurun.
Bentor pertama kali muncul di Kota Kotamobagu pada awal tahun 2000-an menggantikan taksi mikro saat itu.
Bentor berkembang pesat hingga banyak pengusaha menggunakannya untuk mengais rezeki.
Tampilan yang trendi dan audio serba kencang menjadi daya tarik tersendiri bentor di Kota Kotamobagu.
Jumlah permintaan yang terus menurus dirasakan seorang pembuat rangka bentor bernama Ar Tampoy di Desa Poyowa Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu.
Nama usahanya adalah Pocil Hart Bentor Produk yang menyediakan unit kepala bentor.
"Sejak pertama kali buka tahun 2012 hingga sekarang terus mengalami penurunan permintaan," ucapnya kepada Tribunmanado.com, Kamis (8/5/2025).
Penurunan permintaan pembuatan rangka bentor ini sangat berdampak saat pandemi COVID-19.
"Tahun Corona itu, permintaan bentor menurun drastis hingga saat ini," ucapnya.
Sayangnya, ia tak mengungkapkan angka penurunannya.
Ar mematok setiap unit yang ia dengan harga Rp 18 juta.
"Itu yang variasi, kalau yang biasa harganya pasti di bawah," ucapnya.
Ia sendiri sudah membuat ratusan rangka bentor sejak memulai usahanya di tahun 2012.
"Sudah seratusan lebih yang saya buat sejak dibuka," ucapnya.
Pembuatannya sendiri memakan waktu yang cukup lama.
"Kalau variasi itu per unit bisa selesai 3 bulan, tapi kalau kepala bentor biasa sebulan sudah bisa selesai," jelasnya.
Meski mengalami penurunan permintaan, dirinya akan terus menyediakan jasa pembuatan rangka bentor ini.
"Saya akan terus buka usaha ini hingga memang sudah tidak ada lagi permintaan dari pelanggan," sambungnya.
Pasalnya, Ar sudah banyak melewati suka duka dalam membangun usaha tersebut.
"Tahun 2015 saya pernah mengalami kerugian dikarenakan banyak permintaan dan rata-rata sudah memberikan uang muka. Namun tiba-tiba harga bahan untuk membuat kepala bentor naik," ucapnya.
Meski begitu, Ar tetap bersyukur karena ia bisa membangun sebuah rumah untuk keluarga kecilnya.
"Dari usaha ini alhamdulilah rumah saya selesai," tandasnya.(*)