TRIBUN-MEDAN.COM, BELAWAN-Suasana mencekam kembali melanda kawasan Belawan, Selasa malam (6/5/2025). Tawuran antarwarga yang berlangsung sekitar pukul 20.45 WIB meletus hebat di kawasan padat penduduk, memicu kepanikan dan kerusakan.
Batu, petasan rakitan, hingga roket mercon beterbangan ke segala arah, membuat suasana berubah bak medan pertempuran.
Warga yang tak terlibat memilih berlindung di dalam rumah, sementara aparat kepolisian berjuang menenangkan situasi yang terus memburuk.
Tragisnya, Kapolsek Belawan, AKP Ponijo, menjadi korban dalam upaya meredam kericuhan. Ia mengalami luka di wajah setelah menjadi sasaran lemparan saat berusaha menenangkan dua kelompok yang bertikai.
"Saat Kapolsek berusaha melerai, tiba-tiba dilempar batu besar ke arah wajahnya," kata seorang saksi mata yang enggan disebut namanya.
Situasi yang semakin tak terkendali membuat Polda Sumut mengambil langkah tegas.
Sekitar pukul 21.56 WIB, hanya satu jam setelah kericuhan pecah, 1 Kompi Dalmas dari Ditsamapta Polda Sumut langsung diberangkatkan menuju lokasi.
Dalam laporan resmi yang ditujukan kepada Kapolda Sumut, Direktur Samapta menyatakan bahwa pemberangkatan dilakukan dari Rusun Satya Bhakti Ditsamapta Polda Sumut, dipimpin langsung oleh Dir Samapta, Wadir Samapta, dan Kasudit Dalmas Kompol Firman.
Sebanyak 90 personel diturunkan, dilengkapi dengan 18 kendaraan taktis (Rantis), perlengkapan gas air mata, serta alat pemadam ringan.
Pasukan ini ditugaskan untuk mengamankan situasi, membubarkan massa, dan mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut.
PLH Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Wahyudi Rahman SIK SH MH, membenarkan adanya penyerangan terhadap Kapolsek dan menegaskan bahwa aparat saat ini masih bersiaga penuh di lokasi.
"Kami terus pantau dan amankan lokasi agar tidak terjadi bentrok susulan. Situasi masih dijaga ketat," ujarnya.
Warga Belawan kini menuntut ketegasan aparat.
Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap tindakan hukum yang tegas, agar lingkungan mereka kembali damai dan terbebas dari aksi brutal yang meresahkan.
"Kalau polisi bertindak keras, jangan salahkan. Kami hanya ingin hidup tenang," ujar seorang warga.(Jun-tribun-medan.com).