Laporan wartawan Sripoku.com Apriansyah
TRIBUNSUMSEL.COM,PALI-- Jumlah siswa sekolah di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI yang diduga mengalami keracunan usai santap Makanan Bergizi Gratis (MBG) dipastikan terus bertambah.
Sebelumnya pada Senin (5/5/2025) sore Pukul 16.30 Wib, Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji menyampaikan bahwa data sementara jumlah pasien yang dirawat akibat keracunan makanan tersebut sebanyak 64 siswa dari 5 Sekolah di Kecamatan Talang Ubi.
Namaun berdasarkan pantauan pada Pukul 20.00 Wib, suasaNA di IGD RSUD H Anawar Mahakil Talang Ubi, tampak para orang tua yang mengantarkan anaknya untuk mendapatkan perawatan masih terus berdatangan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sejauh ini ada sekitar 103 siswa yang dirawat karena mengalami keracunan makanan.
Namun data tersebut merupakan data sementara untuk pasien keracunan yang menjalani perawatan Medis di IGD RSUD.
Sementara, untuk perawatan di Fasilitas Kesehatan lain, seperti Pukesmas Talang Ubi, berdasarkan data yang di himpun pada tadi sore ada sekitar 25 pasien dan di Klinik Alfariz ada 1 pasien keracunan.
Sejauh ini, pihak Dinas Kesehatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten PALI belum bersedia memberikan keterangan apapun terkait jumlah siswa yang mengalami keracunan tersebut.
Mereka mengatakan, data jumlah siswa yang mengalami keracunan tersebut akan dirilis satu pintu, melalui Diskominfo PALI.
Berdasarkan data, terdapat 22 Sekolah dan sekitar 3000 lebih siswa di Kecamatan Talang Ubi yang telah memulai program makanan bergizi gratis tahap pertama di Kabupaten PALI.
Adapun menu makanan yang diberikan pada hari Senin 5 Mei 2025 diberikan menu makanan berupa olahan Ikan Tongkol dan Sayuran, yang diberikan Dapur MBG yang dikelola oleh pihak penyedia dari Yayasan Vieki Indira.
Peristiwa keracunan ini terjadi usai para siswa mennyantap makananan bergizi gratis (MBG) yang digelar di sekolah mereka.
Beberapa jam setelah menyantap makanan, para siswa mulai menunjukkan gejala seperti pusing, mual, sakit perut, hingga muntah-muntah.
Kondisi yang memburuk dengan cepat membuat pihak sekolah segera menghubungi layanan medis dan membawa anak-anak ke rumah sakit untuk penanganan darurat.
Beberapa di antaranya bahkan harus menjalani observasi intensif karena mengalami dehidrasi akibat muntah terus-menerus.
Pihak Dinas Kesehatan dan Kepolisian pun langsung turun tangan untuk menyelidiki sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut.
Menu makan siang terdiri dari nasi dan olahan ikan tongkol yang diduga penyebab keracunan ini terkonfirmasi saat disajikan kepada siswa SDN 28 Talang Ubi yang beralamat di Simpang Raja pada hari kejadian.
Dimana sebagian siswa di SDN 28 Talang Ubi tersebut memulai jam pelajarannya pada siang hari (masuk siang) sehinggah siswa di SDN 28 ini yang paling banyak siswa nya yang mengalami keracunan.
Setelah insiden keracunan massal terjadi, banyak pihak mulai menduga bahwa ikan tongkol itulah yang menjadi penyebab utama.
Seorang wali murid bernama Megi dengan nada cemas mengungkapkan bahwa anaknya sempat mengeluhkan rasa ikan yang aneh sebelum akhirnya mengalami muntah-muntah.
"Anak saya bilang ikannya terasa aneh, dan tidak lama setelah makan langsung muntah-muntah. Kami khawatir makanan itu tidak layak konsumsi,”kata Megi yang anaknya ikut mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
Sementara itu, pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi pemicu keracunan masih terus dilakukan.
Hasil investigasi dari tim kesehatan sampai dengan saat ini belum bisa memberikan jawaban terkait penyebab keracunan makanan yang dialami para siswa itu.
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com