Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Sejumlah pelajar tingkat SMP di Kabupaten Kediri unjuk kebolehan dalam memainkan seni tradisional karawitan dalam ajang Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) 2025 tingkat kabupaten, di Sanggar Budaya Pare Kediri, Senin (5/5/2025).
Meski berasal dari generasi muda, para siswa mampu memainkan alat musik gamelan dengan apik dan penuh semangat.
Para siswi berpakaian khas adat jawa dengan memakai kebaya lengkap.
Sementara untuk laki-laki memakai baju adat Jawa dan blangkon.
Salah satu tim karawitan dari SMP Negeri 1 Pagu, Kabupaten Kediri berhasil memukau para juri dan penonton.
Guru pembina dari SMPN 1 Pagu, Yuli Subagyo, mengungkapkan rasa bangganya terhadap penampilan anak didiknya.
Ia menyebut, meski waktu latihan terbatas hanya sekitar dua minggu, anak-anak mampu menampilkan pertunjukan yang solid.
"Untuk pertunjukan anak-anak tadi sangat luar biasa. Kami hanya punya waktu dua minggu latihan, tapi mereka mampu menari dan bermain musik dengan kompak. Alhamdulillah, kami berhasil lolos ke babak selanjutnya," kata Yuli.
Yuli menjelaskan, dalam kategori musik karawitan, setiap tim hanya boleh menampilkan lima pemain.
Hal ini membuat para siswa dituntut untuk mampu memainkan lebih dari satu alat musik sekaligus.
"Satu anak bisa memainkan dua instrumen berbeda, jadi perlu latihan dan koordinasi yang matang," jelasnya.
Pertunjukan mereka membawakan karya berjudul "Deng Deng Tur," yang menggambarkan semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat desa dalam kegiatan ronda malam.
Musik yang dimainkan menggabungkan unsur gamelan dan kentongan, sehingga menghadirkan nuansa khas kesenian rakyat.
"Semangat gotong royong ini yang kami bawa," ungkapnya.
Salah satu siswa, Grisselda Elva Gita, mengaku senang bisa berpartisipasi dan menampilkan aksi terbaiknya.
"Kami senang bisa tampil maksimal. Untuk menarik perhatian juri, kami membawa properti dan menggabungkan alat musik kentongan dan gamelan dalam pertunjukan," ujarnya.
Sementara itu, juri lomba, Pambuko, menjelaskan, aspek penilaian dalam lomba karawitan meliputi keselarasan vokal, pemahaman tema, serta kesesuaian gerak dan musik.
Meski jumlah peserta tahun ini lebih sedikit, ia menilai kualitas peserta meningkat dibanding tahun sebelumnya.
"Memang jumlah peserta yang tahun ini lebih sedikit. Namun, kualitas peserta yang ikut semakin meningkat, semoga pada perlombaan di tingkat berikutnya mereka bisa mempertontonkan gerak tari yang lebih bagus," kata Pambuko
Adapun rangkaian pelaksanaan FLS2N 2025 tingkat SMP Kabupaten Kediri digelar selama tiga hari, mulai Senin (5/5/2025) hingga Rabu (7/5/2025).
Pada hari pertama, digelar lomba musik tradisional di Sanggar Budaya Pare, lomba mendongeng di Garasi UMKM Pare, serta ansambel campuran di Laboratorium IPA SMPN 2 Pare.
Lalu dilanjutkan pada Selasa, 6 Mei 2025 dengan lomba tari kreasi, menyanyi solo, dan pantomim di lokasi yang sama.
Rangkaian FLS2N 2025 ditutup dengan lomba menggambar ilustrasi dan menulis cerita yang dilaksanakan pada Rabu, 7 Mei 2025 di SMPN 3 Grogol.
Seluruh peserta akan kembali berlaga di babak grand final yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Gedung Bagawanta Bhari.
Mengusung tema "Ekspresi Seni Inspirasi Negeri," ajang ini menjadi wadah ekspresi sekaligus pembinaan seni dan sastra bagi pelajar tingkat SMP di Kabupaten Kediri.